Sudah satu minggu lewat Farah tak bersama Ali. Biasanya mereka akan selalu bersama mengingat hubungan mereka yang membaik seiring berjalannya waktu. Pagi ini, mereka berdua kembali berangkat bersama setelah Ali sudah sembuh sepenuhnya. Namun, sesuatu di luar rencana tiba-tiba saja datang.
Rayfan menekan klaksonnya keras-keras kala melihat Adiknya akan berlalu pergi. Ali menoleh ke belakang dan melihat Rayfan dengan ekspresi tidak bersahabat.
"Kamu pergi bareng Ali Fa?" Farah mengangguk pelan, malas berbicara panjang di pagi hari.
"Padahal Kakak udah datang jauh-jauh loh, Papa minta aku jemput kamu." Alasan basi kesekian kali yang bisa dipikirkan Rayfan.
"Nggak usah, bilang aja ke Papa gue bisa berangkat sendiri. Gue duluan ya," ucap Farah menaiki motor Ali.
"Ehh Fa, bentar sini dulu deh." Rayfan menahan gerakan Farah, Rayfan menarik Adiknya menuju tepi gerbang.
"Apa lagi sih?" tanya Farah mulai kesal, sembari melepaskan genggaman Kakaknya.
"Aku harap kamu mau berangkat bareng aku aja Fa. Kamu tau kan Ali baru aja kecelakaan, aku hanya nggak mau kamu-"
"Apa-apaan sih Kak, lo nggak berhak ngatur-ngatur gue! Jangan berlagak jadi Kakak yang baik sekarang deh, atur dulu perasaan lo itu!" Farah bergegas menjauh.
Dua sejoli itu melaju pergi sedangkan Rayfan masih terpekur sendirian. Kata-kata Farah barusan kembali menamparnya pada kenyataan, Farah masih marah tentang dirinya karena perasaannya. Bagaimana pula kita bisa mengenyahkan perasaan yang ternyata telah lama bersemayam namun baru disadari sekarang?
Itulah pertanyaan yang ingin Rayfan tanyakan pada semesta ini.
------------------
Mengingat Farah juga sedang bermusuhan dengan Ayu, Farah kembali memanfaatkan keberadaan Ali yang sering bermain ke fakultasnya. Ke mana Farah di situ ada Ali, sampai Ali bingung sendiri melihat perubahan sikap Farah yang sangat luar biasa ini baginya. Akhirnya Farah dan Ali memilih menduduki bangku kantin sembari menunggu jam kelas selanjutnya. Meski ingin sekali duduk di bawah gazebo hijau, Farah harus memaksa dirinya duduk di kantin gerah demi menghindari Ayu.
"Fa, aku boleh nanya nggak? Kenapa kita nggak gabung sama Ayu? Biasanya juga kita duduk di gazebo."
Farah sibuk mengipasi dirinya menggunakan kipas kertas saat Ali bertanya akhirnya.