Story In Dream 2

Rain
Chapter #50

49. Quality Time

Melaksanakan janji yang terlanjur diiyakan oleh Farah, kali ini dua sahabat ini pagi-pagi memutuskan jalan-jalan keliling kota. Di mulai dari jam sepuluh pagi di sebuah akhir minggu, Farah dengan ogah-ogahan memaksa dirinya terjaga meski seharusnya jadwalnya adalah bermalas-malasan seharian. Ali menatap Farah dengan sumringah melihat Farah sudah keluar menghampirinya.

"Jadi, kita ke mana dulu Al?" Farah berusaha mengembalikan moodnya mengingat kekacauan apa yang terjadi baru-baru ini di hidupnya.

"Hmm, kita ke tempat yang pasti nggak akan bisa kamu tolak." Ali memberikan helmnya pada Farah, selesai memasangnya mereka kemudian melaju menuju suatu tempat.

Toko buku menjadi tujuan pertama mereka, Farah sukses tersenyum senang saat mereka menginjakkan kaki di salah satu toko buku langganan Farah. Farah sibuk menjelajah ke rak novel ketika Ali memilih berjalan menuju rak teknologi. Ali memang menyukai hal-hal yang berbau teknologi, meski jurusannya tak terlalu mengarah kepada hal tersebut. Ali menjadikan hobinya terkait bidang itu terutama dalam hal merakit dan merancang alat. Berkat kemampuannya itu dahulu ia memutuskan bersekolah di SMA khusus teknologi dan sains.

"Lo suka buku-buku tentang teknologi ya Al?" Tiba-tiba saja Farah sudah berada di sebelahnya, membuat Ali menoleh kaget.

"Iya Fa, dulu waktu SMA aku coba-coba ke arah sana. Tapi kata mentor aku, lebih baik keahlian tentang bidang ini dipelajari nggak dibangku kuliah. Jadilah aku ambil teknik sipil aja." Ali menjelaskan, sembari matanya yang tak lepas dari sinopsi buku yang ia baca.

Trip dengan buku itu berhenti dengan cepat karena Farah yang tergoda dengan sebuah aroma makanan. Lokasi toko buku yang berdekatan dengan jalan kuliner membuat mereka menghabiskan uang lebih untuk makanan ketimbang buku. Farah tertawa puas saat Ali berusaha membeli berbagai makanan yang ia katakan tidak minat awalnya.

Selesai kulineran, mereka melanjutkan tujuan selanjutnya menuju salah satu mal kota. Di sana Ali mengajak Farah terlebih dahulu nonton sebuah film bergenre horor. Meski bergidik ngeri Farah tetap saja mengangguk ketika Ali menanyakannya. Mereka duduk di kursi tunggu terlebih dahulu untuk menunggu film dimulai.

"Kamu sebenarnya suka genre film apa sih Fa?" tanya Ali, sembarang mencomot topik. Mengisi sela waktu menunggu.

"Hmm, kalau gue sebenarnya biasalah sama kayak kebanyakan cewe suka sama genre romance. Tapi gue juga paling suka, kalau genre romance-nya dicampur sama thriller atau mystery gitu. Paling the best lah pokoknya kalau digabung. Ohh iya, gue juga suka genre fantasy, kayak film Harry Potter."

Farah berceloteh riang, tanpa sadar dirinya malah bercerita panjang lebar. Tampaknya jalan-jalan kali ini, bukan ide yang buruk juga. Terlihat dari cara Farah bercerita begitu semangat, seolah gadis itu sudah lama tak merasa begitu untuk sekedar menceritakan kesukaan dirinya akan hal-hal sepele seperti ini. Ali sibuk mengangguk menyimak setiap penjelasan Farah, sangat jarang Farah bersikap begini padanya terutama setelah ia menyatakan perasaannya. Ali memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, hingga cerita Farah itu diputus karena pengumuman film mereka yang akan dimulai.

Selama tayangan film berlangsung, Farah tak henti-hentinya terkejut mendapati banyak jumpscare yang membuatnya mengelus dada. Sangat berkebalikan dengan dirinya, Ali malah menatap film dengan ekspresi datar seolah tak terkejut dengan semua hal menyeramkan dalam setiap adegan film tersebut. Farah mengusap tangannya mulai kedinginan dengan AC bioskop yang begitu dingin. Ali memberikannya sebuah selimut kecil yang ternyata ia bawa di dalam tasnya. Rasa penasaran Farah tentang isi tas Ali langsung sirna mengetahui benda yang ternyata di bawa oleh Ali adalah selimut itu. Farah tersenyum kecil memakai selimut itu dan mulai ikut fokus dengan filmnya.

Selepas menonton film, waktu sudah beranjak sore. Ali langsung menarik Farah menuju time zone anak-anak yang membuat Farah menggeleng karena malu. Namun setelah diyakinkan, Farah akhirnya melangkah masuk bersama Ali yang sudah melambai padanya dari jauh. Ali langsung melemparkan dirinya menuju kolam bola yang membuat Farah menggeleng tertawa. Farah juga ikut masuk setelah melihat betapa asiknya Ali bermain bersama beberapa anak yang ia temui.

Lihat selengkapnya