Story In Dream 2

Rain
Chapter #51

50. Chaos

Banyak hal di dalam hidup yang tak bisa kita kendalikan. Karena itulah kita sebagai manusia harus belajar menerima takdir. Banyak takdir baik dan takdir buruk berjalan seiring dan selaras. Dan di dalam hidup ini, hal-hal seperti ini menjadi hal yang paling krusial dalam hidup setiap individu.

Farah baru saja akan melangkah masuk ketika dering ponselnya berbunyi.

"Halo, lo ngapain Al? Gue belum buka pintu loh ini." Ali menghubungi Farah tepat ketika Farah baru saja menginjakkan kaki di teras rumah. Padahal mereka baru saja bertemu ketika Ali mengantar Farah pulang.

"Ada-ada aja sih lo. Gue nggak apa-apa, ini gue baru aja mau masuk." Tangan Farah memegang gagang pintu yang ternyata tidak terkunci. Farah tertawa kecil mendengar kelakar Ali yang mengiringinya masuk ke dalam rumah.

Sayangnya, tawa itu langsung tersumpal. Ketika Farah selesai menutup pintu, kekacauan yang tak pernah ia sangka berada tepat di depan matanya. Keberadaan mereka yang seolah benar-benar menunggu kepulangan dirinya membuat Farah terdiam lemas. Ali bertanya bingung di seberang ketika tidak lagi dapat mendengar suara Farah. Sebaliknya, Farah sempurna terdiam dan hanya mampu berdiri kaku di tempat.

Tante Kiara, Papa Sakta dan Kak Fani menatap Farah dengan perasaan was-was yang begitu kentara di bola mata mereka. Di sisi seberangnya, keberadaan Reno, Ibu Lia dan Ayah Dani yang muncul kembali menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Farah tak tau lagi harus bereaksi seperti apa selain duduk di sisi Tantenya dan bertanya melalui tatapan matanya maksud semua ini. Tante Kiara mengusap lengan Farah mencoba menenangkan anaknya yang jelas mulai menegang.

"Jadi, Farah sudah ada di sini. Kalian bisa mulai berbicara." Papa Sakta mempersilakan keluarga itu untuk mulai mengatakan sesuatu. Reno mengangguk terlebih dahulu lalu menatap Ibunya yang malah menunduk. Ayah Dani berusaha menyadarkan istrinya yang masih saja terdiam kaku. Reno demi menatap Ibunya, memilih mengatakan sesuatu sebelum keadaan semakin tak terkendali.

"Kami ingin meminta maaf sebelumnya, terutama kepada Farah dan keluarga. Karena pernah melakukan kesalahan yang tak seharusnya kami lakukan. Sebenarnya kedatangan kami ke sini untuk menjelaskan keadaan sebenarnya. Terutama kepada kita semua pihak yang menjadi keluarga Farah."

Mati-matian Farah ingin beteriak dan menyangkal semua perkataan Reno. Bagian mana lagi yang ingin diperjelas oleh Kakaknya ini? Apakah bagian di mana mereka semua malah menyakiti dirinya dan membuangnya layaknya sampah? Hal memuakkan apa lagi yang terkuak setelah ini? Farah tak bisa lagi berpikir jernih dengan jenis pertemuan macam apa yang terjadi di sini. Tante Kiara terus berusaha menenangkan Farah, dirinya sendiri harap-harap cemas dengan kalimat apa lagi yang akan diutarakan oleh keluarga Adiknya ini.

"Apa lagi yang ingin kalian jelaskan Reno? Kita sudah sama-sama mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jangan semakin memperburuk keadaan." Papa Sakta menatap Reno dengan heran. Berpikir kembali keadaan macam apa yang menyebabkan mereka berada di sini.

Sejak awal kedatangan Reno dan keluarganya, Papa Sakta sudah tak menyukai mereka. Kesalahan Fani dahulu yang malah diperparah oleh kesalahan keluarganya membuat Papa Sakta terganggu dengan apa pun tujuan mereka untuk datang ke sini. Tante Kiara yang sama terkejutnya dengan kedatangan mereka, berseru panik memberitahukan Papa Sakta dan Fani segera. Jadilah keadaan tegang dan penuh aura tak mengenakkan ini terjadi. Di tambah saat awal kejadian, Reno sempat-sempatnya meminta Farah ikut serta dipertemuan keluarga ini.

Lihat selengkapnya