Story In Dream 2

Rain
Chapter #52

51. Heartbreaking

Sejujurnya kepergian Fani benar-benar menampar Ibu Lia. Ia tak habis-habisnya berpikir buruk terkait dampak apa yang akan terjadi setelah ini. Dengan seluruh pikiran yang penuh prasangka itu, sebuah keputusan besar akhirnya harus diambil.

"Apa yang kamu pikirkan Lia? Kita tidak bisa meninggalkan Fani di sini begitu saja, kita harus mencari keberadaan Fani!" Ayah Dani mencengkram tangan istrinya yang berjalan kalap mengambil barang apa saja yang bisa ia masukkan ke dalam koper mereka.

Ibu Lia berhenti sejenak, seolah kehilangan akal sehatnya dengan satu tindakan Fani lainnya ini.

"Kita tidak boleh membiarkan Farah diambil Dani! Aku sangat menyayanginya. Kamu jangan menghalangiku." Ia lalu menggeleng kuat, Ayah Dani berusaha menenangkan istrinya lagi tetapi kali ini ia tak bisa melakukannya.

Ibu Lia kembali berjalan dengan cepat memasukkan baju-baju mereka, demi melihat semua kegilaan itu Ayah Dani mengusap wajahnya ikut frustrasi. Akhirnya keputusan itu diambil juga, mereka meninggalkan rumah Bogor dan berpindah ke sebuah rumah tepatnya di kabupaten Malang.

Perjalanan yang memakan waktu hampir seharian itu, membuat dua insan itu berpikir panjang. Farah kecil dan Reno kecil sedang tertidur di kursi belakang ketika mereka berangkat. Tanpa mempersiapkan banyak hal, mereka segera pindah. Sejujurnya Ayah Dani masih berpikir ulang tentang semua ini, tetapi ia juga tak bisa mengabaikan kondisi istrinya yang jelas semakin depresi dengan seluruh masalah mereka. Kepergian Fani yang mendadak tanpa bisa dicegah membuat situasi mereka semakin rumit.

Ibu Lia hanya mampu terdiam sembari sekali-kali menoleh ke belakang memperhatikan anak-anak mereka. Di kabupaten Malang inilah semuanya bermula, kehidupan mereka perlahan-lahan kembali berjalan semestinya. Keberadaan Fani yang tak juga terlihat ke permukaan setelah bertahun-tahun membuat harapan Ayah Dani semakin menipis. Selama itu juga, Farah dan Reno beranjak dewasa yang membuat Ayah Dani akhirnya memutuskan menyerah. Sampai surat-surat itu mulai berdatangan. Setelah bertahun-tahun lamanya, sebenarnya yang selalu mengambil surat itu adalah Ayah Dani. Beliau lah yang memberikan surat-surat itu pada Ibu Lia yang masih saja diam meski dengan seluruh kenyataan yang dituliskan oleh Fani padanya. Saat Reno beranjak remaja, Ayah Dani akhirnya memberitahukan anaknya terkait tragedi keluarga mereka tanpa sepengetahuan Farah. Reno tentu saja awalnya terkejut, karena itulah juga Reno memutuskan sekolah ke luar kota untuk mencari tau keberadaan Fani.

Ibu Lia yang jelas tak tau motif sebenarnya Reno dan Ayah Dani memberikan izin dengan mudah. Tapi setelah bertahun-tahun pun mereka tak berhasil mengetahui keberadaan Fani. Hingga semuanya sudah begitu terlambat, peristiwa Farah yang hampir mati karena sahabatnya itu membuat Reno tak fokus lagi tentang Kakaknya dan akhirnya mencerca Ibunya untuk mulai jujur pada Farah. Sampai akhirnya pengungkapan kebenaran itu terjadi meski dengan cara yang menyakitkan.

"SEBENARNYA DARI DULU SAYA SELALU INGIN MEMBUANG KAMU! TAPI SETIAP KAMU MENGHILANG, RENO KECIL MENANGIS TAK HENTI-HENTINYA. SEDARI KECILPUN KAMU SUDAH MENYUSAHKAN SAYA DENGAN ADANYA KAMU!!"

"SUDAH SAYA BILANG, KAMU TAK AKAN MEMILIKI KEKUATAN UNTUK MENDENGAR KEBENARANNYA!"

Seluruh perkataan kasarnya masih terngiang di dalam benaknya sendiri. Tetapi Ibu Lia tetap berusaha tegar dan mulai berbicara lagi.

"Ibu selalu menyayangi kamu Fa. Selalu, mungkin kamu nggak akan memercayai hal ini. Tetapi Ibu tau, ternyata Ibu juga membutuhkan kamu melebihi Reno. Ibu mohon Fa, kamu kembali ya." Ada permohonan yang begitu dalam di balik semua kata-kata Ibu Lia pada Farah. Sayangnya dalam hal ini, semua tak akan berjalan semudah itu. Terutama bagi Farah yang sudah terluka begitu dalam pula.

Satu kalimat terakhir itu saja, akhirnya mampu membangkitkan seluruh emosi yang selama ini di pendam oleh gadis itu.

Lihat selengkapnya