Ali baru saja membeli makan siang di salah satu warung nasi padang. Laki-laki itu menjalankan motornya dan kembali ke tempat Farah dan Ayu berada. Ali mengetuk pelan kamar kos Ayu dan melangkah masuk.
"Akhirnyaa makan, rasanya udah lama banget gue nggak makan padahal baru pagi ini deh. Oh iya Al, lo tunggu di sini sebentar ya." Ayu melangkah pelan menuju kasurnya yang masih berantakan karena ada yang menghuninya.
"Fa, lo nggak mau makan dulu? Ntar lo malah kena mag loh," ujar Ayu mulai membujuk sahabatnya itu. Sedari malam saat mereka sampai ke sini, Ayu yang jelas sudah kelelahan memilih terlelap. Ali terpaksa pulang malam itu meski ia sangat ingin menemani Farah.
Paginya Farah ternyata masih saja terjaga ketika Ayu menyadari sahabatnya itu tak dapat tertidur setelah kekacauan semalam. Tau tak akan bisa memperbaiki keadaan, Ayu meminta Ali datang siang harinya sembari membawakan mereka makanan. Farah masih saja bungkam dengan semuanya, Ayu memilih meninggalkan Farah sendiri dan kembali pada Ali.
"Gimana?" tanya Ali, Ayu menggeleng lalu duduk kembali sembari mengambil makanan yang di bawa Ali.
"Al, lo jangan ngasih tau siapa-siapa kalau Farah ada di kosan gue sekarang. Gue udah ngasih tau ke Tante Kiara kok, jadi lo tutup mulut kalau ada manusia lain yang bertanya, oke?" Ali mengangguk pelan. Mereka berdua mulai menyuapkan nasi mereka masing-masing.
Sedangkan Farah masih saja tak beranjak dari tempatnya. Ia masih saja berdiam diri di atas kasur yang sebenarnya tak bisa membuatnya terlelap sedikit pun. Setelah pertemuan dengan seluruh keluarganya, rasanya Farah tak mampu lagi merangkai kata-kata. Apalagi yang diharapkan? Kenapa mereka kembali? Banyak alasan naif dan pertanyaan konyol yang ingin dilayangkan Farah pada keluarganya sekarang. Tetapi ia sudah lebih dulu memuntahkan seluruh kekesalannya sebelum mampu mengendalikan diri. Dan sekarang ia hanya bisa terdiam sembari menatap waktu yang terus berjalan.
----------------
Sudah tiga hari berjalan dengan sia-sia, Farah masih saja terpekur dengan seluruh pikiran dan perasaannya. Ayu kesekian kalinya hanya bisa menghela napas, kehidupannya harus terus berjalan meski sahabatnya belum mampu untuk bergerak lagi. Hari-hari yang berlalu dengan sia-sia, Ayu berangkat ke kampus dengan perasaan was-was kesekian kalinya melihat kondisi sahabatnya. Ayu mulai berpikir untuk membawa Farah pada keluarga Papanya agar mendapatkan perawatan lebih baik.
Rayfan yang jelas tak tau apa-apa dengan kondisi Farah melirik heran Ayu dan Ali yang hanya berjalan berdua menuju taman hijau. Saat Ayu mulai berpamitan pada Ali untuk kembali ke kelasnya, Rayfan mulai mengadang Ali yang ingin beranjak.
"Ali, lo tau Farah di mana? Beberapa hari ini gue nggak pernah liat dia di mana pun itu." Rayfan bertanya khawatir, raut mukanya jelas menunjukkan kebingungan.
"Emm, gue nggak tau Bang...gue ada kelas, duluan ya." Ali menepuk pelan bahu Rayfan dan berlalu pergi. Sebisa mungkin Ali menampilkan raut datarnya yang jelas susah ia kondisikan untuk sekarang.
"Al, gue tau ada yang nggak baik-baik aja di sini. Please kasih tau gue di mana Farah berada." Satu lagi perkataan Rayfan membuat Ali kembali berhenti memikirkannya.
Ali menggeleng dan kembali menoleh pada Rayfan.
"Gue nggak bisa ngasih tau lo. Farah nggak baik-baik aja sekarang Bang."
"Justru karena itu lo harus ngasih tau gue Al! Gue tau ada hal yang nggak beres di sini," tuntut Rayfan mulai tak sabaran. Ia meraih kerah baju Ali yang tetap saja diam mendapati hal itu.
Di tengah suasana kampus yang dilalui mahasiswa, mereka malah beradu argumen yang tak akan mudah berakhir. Beberapa orang melirik heran dengan apa yang terjadi di antara mereka. Sebelum semuanya semakin memburuk, Ayu datang melerai mereka.
"Lo ngapain sih Kak! Ya ampun." Ayu menarik tangan Rayfan dan mendorongnya jauh-jauh dari Ali.
Rayfan masih saja menatap Ali dengan kesal, sedangkan Ayu mulai berdiri di antara kedua laki-laki itu.
"Jadi ini kenapa? Kalian berdua mau berantem di sini banget nih? Cari tempat yang jauh sana, ngerusak pemandangan aja tau nggak!" Ayu mendekap kedua tangannya di dada, melihat nampaknya mereka masih saja bersitegang.
"Dia nanya Farah di mana."
Ayu langsung melototi Rayfan yang tak merasa ada yang salah di sini.