Story Of Cakra

Aria Puja Adiguna
Chapter #2

Kemesraan Virtual Dan Pertemuan Pertama#2

 Keesokan harinya, menjelang jingga di akhir senja. Aku baru saja pulang dari tugasku, untuk sekedar memotret sepasang kekasih yang sebentar lagi akan menikah. Aku merebahkan badanku di kasur yang sangat ku sayangi, kasur saksi bisu saat aku bersedih dan terbahak bahak, entah itu karena meme di sosmed, ataupun karena film romantis yang berakhir tragis.

Terlepas dari itu semua, saat aku menghela nafas dan berbaring diatas kasur. Aku menyalakan ponsel dan membuka whatsapp untuk mengabari Tuan Putriku, yaitu my Laras, hehe.

Sebelum memulai chat, aku sedikit melihat bar whatsappku dengan-nya, yang penuh canda tawa, serta keromantisan yang hakiki. Tak lama kemudian, akupun memulai chat dengan kata yang sedikit indah.

"hai sayang.. gimana sore ini? Kebetulan aku baru pulang dari tugas yang aku kabarin kemarin"

Ketikanku memulai percakapan.

lalu ia pun membalas dengan sangat manja.

"haiiiii.... kamu gimana tugas nya hari ini? Lancar lancar aja kan by? gak ada kendala kan sayang?".

Balasan-nya yang sangat membahagiakanku.

Kita berduapun melanjutkan percakapan, melalu bar whatsapp yang diselimuti bunga bunga keindahan. Aku hanya berdua bersama kekasihku, Laras dan kecantikan-nya yang disertai manja-nya yang sangat membentuk kebahagiaan hakiki.

****************

Waktu pun sudah mulai gelap, yang artinya malam akan segera datang. Malam dan keindahan bintangnya adalah ilustrasi yang hanya beberapa persen untuk menyamai keindahan Laras. Laras tak ada duanya, ia adalah perempuan yang sangat kusayangi, kedua setelah ibuku.

Seperti biasa, waktu makan malam pun tiba, dan Laras menanyakan kabarku, apakah aku sudah makan atau belum. Aku pun membalas pertanyaan itu.

" iya sayang.. Ini aku lagi makan kok. Kamu juga jangan lupa makan ya manis?".

Jawabku melayani manja-nya.

...........

Malam dan malam selanjutnya, akan menjadi malam-malam yang indah, karena laras sudah menjadi milikku. Sampai saat ini pun, aku masih tak menyangka, bahwa ternyata saat ini, lelakinya laras adalah aku.

Akupun melanjutkan makan malam bersama keluargaku di rumah. Aku memakan makananku dengan senyum senyum sendirian, di tengah ayah, ibu, dan kakak. Merekapun terheran-heran karena melihatku aneh malam ini, yang tak seperti biasanya. kakak perempuanku pun menegurku dengan sedikit senyuman tipis, juga sembari mengangkat alisnya.

"heh cakra !... kenapa lu malem ini kayak bahagia banget. Lagi kasmaran lu yak?".

Tegur kakakku. akupun menjawab dengan tersipu malu, menutupi bahagia dengan pura pura menjadi cowok cool.

"eehh... engga kak, gua gapapa. hehehe. Lauk malem ini enak banget yak?"

"hadeuuuh... Cakraaa cakraa. Ada ada aja lu mah, hati hati, ntar patah hati nangis lu dikamar gak keluar keluar. Heheh"

Kakak seperti memberi sinyal tentang resiko jatuh cinta. Ya memang sih resiko dari jatuh cinta adalah patah hati, namun aku meyakini bahwa, Laras tak akan berlaku seperti demikian, secara, dia sangat ramah dan terlihat sangat menyayangiku, tak pernah terlukis kejahatan di wajah dan perlakuan-Nya.

Akupun tak merespon serius omongan kakak, aku hanya mendiami nya dengan menjawab dengan senyuman tipis, sambil mengunyah makanan.

Lihat selengkapnya