Dari kejauhan terdengar deru suara langkah kaki kuda yang dipacu, bukan hanya satu, tapi langkah kaki itu terdengar banyak dan semakin lama semakin mendekat. Dari kejauhan terlihat rombongan Putra Mahkota Hyo Yeong Lee dengan bendera kerajaan yang dikibarkan. Ombak berkejar-kejaran menyambut kedatangan mereka, nyiurpun semangat melambai-lambai turut serta menyambut putra mahkota kerajaan lembah itu.
“Selamat datang di persinggahan kami Yang Mulia Putra Mahkota, suatu kehormatan bisa bertemu anda secara langsung.” Ucap pemilik persinggahan itu.
“Tempat ini sudah seperti kerajaan saja bagi para pedagang.” Ucap putra mahkota sembari masuk menuju terpat persinggahan para pedagang besar. “Dimana dia?” lanjutnya.
“Maksud anda ketua perserikatan dagang?”
“Tentu saja, siapa lagi. Bukankan dia yang akan memutuskan akan bekerjasama dengan kerajaan lembah atau tidak. Tanpa dia apa kalian akan berani mengambil keputusan?” ucap putra mahkota dingin.
“Maafkan aku yang mulia, aku mempertanyakan sesuatu yang sudah pasti. Ta tapi maafkan aku, dia belum sampai disini.”
“Haha, dia bahkan membuatku untuk menunggu. Orang seperti apa dia sebenarnya.”
“Anda tidak perlu khawatir yang mulia, keadaan laut saat ini sulit diprediksi, dia mungkin baru akan dating besok. Untuk kenyamanan anda, kami akan melayani anda dengan sangat baik.”
Mendengar jawaban itu putra mahkota merasa tidak senang, ia semakin penasaran dengan sosok ketua serikat dagang itu yang dikabarkan usianya masih sangat muda saat menyatukan para kelompok dagang dibawah kepemimpinannya.
Waktu berlalu begitu cepat, suasana pagi di dermaga pantai begitu indah. Putra mahkota keluar dari kamar persinggahan itu menuju pantai menikmati indahnya sunrise yang seolah muncul dari dalam laut itu. Seiring naiknya matahari menjauhi laut, dari kejauhan terlihat kapal yang berlayar mendekati bibir pantai. Orang-orang yang ada didalam persinggahan itu satu persatu keluar seolah sedang menyambut kedatangan seseorang yang akan turun dari kapal itu. Kapal sudah sampai di bibir pantai, para awak kapal satu persatu turun, semua orang yang keluar dari persinggahan mendekati mereka dan berbaris rapi seolah sedang menunggu seseorang keluar, dari pintu keluar kepal, terlihat langkah kaki yang melangkah anggun, seorang wanita cantik keluar dari bilik pintu kapal itu.
“Nona Yoo Seo Deok, kenapa anda ada disini, dimana tuan muda Yoo? Dia ketua serikat dagang, harusnya dia yang datangkan?” ucap salah seorang pedagang besar yang merupakan anggota perserikatan dagang dibawah kepemimpinan pedagang besar Yoo.
Mendengan pertanyaan itu, raut wajah cantik nona Yoo berubah menjadi muram seolah telah kehilangan sesuatu yang berharga. “Berikan jalan, biarkan nona Yoo masuk dulu kedalam, kami akan menjelaskanya disana.” Ucap seseorang yang mengawal nona Yoo.
Semua orang membuka jalan untuk nona Yoo dan mengikutinya dari belakang, begitupun putra mahkota, dia mengikutinya untuk mencari tahu apa yang terjadi.
“Apa kau ketua serikat dagangnya? Aku pikir seorang laki-laki, ternyata wanita.” Ucap putra mahkota dingin