Sang surya perlahan muncul dari ufuk timur, rasa hangat yang muncul dari sinarnya seakan-akan menyampaikan pesan kemenangan. Tentu saja, tak ingin kalah dengan hangatnya sang mentari, Kerajaan Lembah telah menyiapkan berbagai hal untuk menyambut kedatangan putra mahkota. Bukan persiapan yang sangat megah, hanya persiapan sederhana untuk putra mahkota dengan campuran elegan yang menambah keindahan persiapan itu. Menarik, tapi tidak semenarik kabar yang akan dibawakan putra mahkota. Bukan pertama kalinya putra mahkota membawa kabar gembira, tapi kali ini berbeda. Satu-satunya yang berbeda adalah karena ini perjanjian dagang, dengan kerjasama dagang ini diharapkan perekonomian Kerajaan Lembah akan semakin baik.
Bukan hanya Kerajaan Lembah, hal ini juga dirasakan oleh serikat dagang. Kerjasama yang menguntungkan, itulah yang ada dibenak para pedagang kali ini. Pesta perayaanpun digelar diatas kapal dagang Nona Yoo Seo Deok. Wangi anggur menyelimuti kapal itu, para pedagang yang turut serta bersorak sorai seakan mendapat harta karun yang tak ternilai harganya. Meski ini bukan pertama kalinya mereka mendapat kerjasama yang menguntungkan, tapi bagi mereka ini adalah kerjasama pertama kalinya dengan kerajaan besar di semenanjung dunia persilatan. Ditengah kerumunan para pedagang yang merayakan pesta, pengawal pribadi Nona Yoo menghampirinya. “Bereskan sisanya.” Perintah nona Yoo yang disetujui oleh pengawal pribadinya dengan anggukan.
Sang surya sudah hampir duduk di singgasana tertingginya, namun orang yang dinanti-nantikan belum datang juga. Hal ini membuat semua orang merasa gelisah, bukan, tidak semuanya. Tapi kegelisahan kebanyakan orang sudah cukup mewakili semuanya.
“Apa yang terjadi? Kenapa putra mahkota belum kembali?” ucap yang mulia ratu yang mulai khawatir.
“Tenanglah ratuku, aku akan mengirim orang untuk memeriksa.” Ucap yang mulia raja menenangkan.
Dharma melihat kekhawatiran orang tuanya dan berpikir sejenak. Kesempatan, mungkin inilah yang dipikirkan Dharma. Seorang pangeran yang selalu merasa terkurung karena peraturan kerajaan. Baginya saat-saat menjalankan tugas diluar istana adalah hal yang paling ditunggu-tunggunya, karena saat diluar istana Dharma akan lebih mudah kabur dari para pengawalnya dibanding di istana dimana dia akan diawasi langsung oleh ayahnya itu.
“Izinkan aku untuk mencari, adakah pendekar pelacak terbaik selain aku?” ungkap Dharma meyakinkan.
“Benar yang mulia, pangeran Dharma memiliki kekuatan pelacakan terbaik, izinkan dia mencari putra mahkota, kami akan membantu mengawalnya.” Ucap Menteri Tak.
“Bagaimana mungkin dua putra raja meninggalkan istana semua? Hal ini tidak pernah dibenarkan oleh leluhur kita.” Ucap yang mulia ratu So Yeu Whan.
“Yang mulia anda tidak perlu khawatir, sebelum menjadi pangeran aku adalah seorang pendekar rahasia, aku bisa menangani situasi darurat yang tidak terduga, aku mohon izinkan aku.” Minta Dharma.
“Baiklah, aku akan mengizinkanmu. Tapi kau harus dikawal oleh para pengawal kepercayaanku, aku tidak ingin sesuatu yang buruk menimpamu, aku harap kau mengerti maksudku.” Ucap yang mulia raja.
Setelah Dharma mendapat ijin, ia bersama para pengawal yang terpilih segera meninggalkan istana. Kuda dipacu dengan cepat menyusuri jalan menuju dermaga tempat persinggahan para pedagang. Perjalanan cukup panjang dan melelahkan, terlebih jalan menuju dermaga itu harus melalui kawasan hutan yang cukup panjang.
Disuatu ruangan dibalik tirai, seseorang sedang menunggu, entah apa yang ia tunggu, apakah seseorang atau hanya informasi yang dibawa orang itu. Perlahan terdengan suara langkah kaki yang mendekat.
“Mereka sudah keluar dari istana tuan.” Ucap seorang pengawal istana yang bekerja di kediaman utama kerajaan lembah.