(Disuatu tempat yang disebut sebagai perbatasan antara dunia manusia dan siluman)
Dibawah teriknya sinar matahari, seorang anak berusia 7 tahun sedang berlatih mengendalikan tumbuhan, namun terus gagal hingga mengundang kemarahan ibunya. “Apa sulitnya mengendalikan itu, jika kau malas-malasan berlatih, kau tidak akan bisa menjadi pendekar yang hebat. Pada akhirnya kau hanya akan mati dimakan para siluman itu” Ujar sang ibu. “Maaf, maafkan aku. Aku akan berlatih lebih giat lagi.” Ujar sang anak dengan nada takut. “Karena kau gagal lagi hari ini, maka kau harus dihukum!! Pukul tanganya!!” Perintah sang ibu kepada salah seorang bawahanya.
Anak kecil itu hanya bisa menangis tanpa bersuara dengan menahan rasa sakit, baginya mengeluh atau bahkan merintih kesakitanpun percuma karena tidak akan ada yang mendengarkanya. Semua bawahan patuh pada ibunya, karena ibunya adalah pemimpin klan itu, apapun perintahnya akan dijalankan.
Malam harinya seorang pelayan wanita bernama Jin Ae masuk kekamar anak itu dan mengobati luka di tangannya. Anak itu betanya dengan polos “Jin Ae, kenapa Ibu begitu keras kepadaku? Apakah dia sangat membenciku karena ayah? Aku mendengar rumor bahwa ayah telah membuat Ibu menderita, itu sebabnya Ibu jadi membenciku, apakah benar seperti itu?”
“Tuan Muda, apapun yang dilakukan oleh Nyonya, semua demi kebaikan Tuan Muda. Tuan Muda pasti juga mengerti bahwa klan kita terpilih untuk menjaga perbatasan dunia siluman dan manusia. Kita mencegah siluman yang yang akan membuat keonaran di dunia manusia, juga mencegah manusia yang ingin memanfaatkan siluman. Itu sebabnya kita semua harus kuat.”
“Baiklah aku mengerti, aku akan berusaha lebih keras lagi” Jawab anak itu dengan tersenyum.
“Baiklah, sekarang anda istirahatlah, selamat malam” Ucap pelayan itu sambil mengelus kepala Tuan Mudanya lalu meninggalkan kamar itu. Sejak malam itu, Tuan Muda In Hyun Dae diam-diam berlatih setiap malamnya tanpa sepengetahuan semua orang.
Beberapa bulan kemudian, ditempat latihan…..
“Bagaimana perkembanganya?” Tanya ketua klan In So So sambil melihat anaknya berlatih mengendalikan sihir.
“Tuan Muda Hyun mengalami perkembangan yang pesat, sekarang dia bukan hanya bisa mengendalikan tumbuhan, tapi juga mengendalikan air dan udara.” Jawab seorang guru yang melatih Tuan Muda In Hyun Dae secara pribadi.
“Setelah ini ajari dia bagaimana cara menyerap dan memindahan kekuatan ke dalam kristal. Dia harus memiliki banyak cadangan kekuatan untuk bertahan ditempat ini.”
“Baik nyonya”
Tidak lama kemudian ada seorang pengawal yang memberitahu ketua klan bahwa para tetua klan telah berkumpul di ruang rapat dan meminta agar ketua klan segera menyusul. Ketua klanpun mengiyakan dan meninggalkan tempat latihan itu.
(Diruang pertemuan para tetua)
“Kita akan mengalami serangan dalam waktu dekat, sepertinya para siluman bersikeras untuk masuk kedunia manusia.” ucap tetua Chung Ae
“Bukankah kita telah melihat masa depan. Keberadaan kita disinipun juga karena kita telah melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, dan kita tidak pernah mengelak dari takdir. Yang bisa kita lakukan hanya meminimalisir kerugian” ucap tetua Chung Hee
“Nyonya In, apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Masa depan yang kita lihat begitu mengerikan? Dapatkah kita melewati ini?” ucap tetua Chung Ho