Story Of Dharma

Indah Nur Aini
Chapter #3

VS SILUMAN 2 #3

Tepat tengah malam, bumi mulai menutupi bulan sepenuhnya. Semua pasukan bersiap di benteng pertahanan. Minimnya pencahayaan dimalam hari membuat Klan Gyeoljeong harus menggunakan batu sihir sebagai penerang. Tidak peduli dinginnya angin malam yang membuat bulu kuduk berdiri, ataupun rasa takut akan kematian. Bagi mereka, ketika mereka sudah siap menjadi pendekar, maka mereka juga sudah siap untuk mati di medan perang. Dari kejahuan terlihat para siluman yang datang menyerbu, tepat ketika bulan tertutup sepenuhnya, dengan sigap panglima perang mengacungkan pedangnya sebagai tanda untuk menyerang. Para pemimpin bataliyon serempak berteriak “Serang!!!” menyerukan kepada seluruh pendekar.

Pertarungan berlangsung dengan sangat sengit. Para pengendali api bekerjasama dengan pengendali angin membuat badai api yang sangat besar yang membakar apa saja yang ada di depannya. Seketika semua musuh-musuh terbakar langung. Namum para siluman ini seakan tak ada habisnya, sekutu mereka mulai berdatangan lagi, sekarang giliran para pengendali elemen air dan petir yang menyerang, mereka menciptakan hujan petir yang bertegangan tinggi yang dapat langsung mematikan para siluman itu. Semua orang merasa senang akan kemenangan ini. Peperangan berlangsung cukup lama, bahkan meski banyak siluman yang sudah dibunuh tapi jumlah mereka terus bertambah. Sekutu para siluman itu terus berdatangan hingga membuat para prajurit kewalahan. Hingga akihirnya para pengguna elemen tanah membelah tanah menjadi dua dengan jarak yang lebar dan kedalaman yang sangat dalam hingga tidak bisa dilalui. Namun, lagi-lagi para siluman ini memiliki banyak akal, mereka menggunakan kemampuan siluman yang dapat terbang untuk mengangkut siluman lainya melewati bongkahan tanah. Hal inipun sudah diantisipasi, para siluman rajawali putih menyerang mereka dari udara sehingga mereka berjatuhan. Di bawah sudah siap para pemanah dan pelempar tombak yang langsung menyambut para siluman yang terjatuh. Namun jumlah siluman ini terlalu banyak hingga banyak para siluman yang lolos dari anak panah dan tombak. Pertarungan semakin sengit. Para pendekar mulai kewalahan.  “Ayo semuanya, jangan putus asa! Meski jumlah mereka lebih banyak dari kita, kita tetap harus berusaha!!” ucap panglima perang

Dibelakang benteng, para pendekar medis sibuk mengobati orang-orang yang terluka. Mereka menyerap kekuatan hidup tumbuhan lalu memberikanya kepada para pendekar yang terluka. Dengan begitu luka mereka dapat cepat sembuh, dan tenaga mereka juga cepat pulih sehingga bisa langsung bertarung lagi. Selama bertahun-tahun Klan Gyeoljeong sudah terbiasa menggunakan cara ini ketika peperangan terjadi. Hal ini terjadi karena sedikitnya jumlah anggota Klan Gyeoljeong dibanding para siluman. Jika menggunakan cara manual seperti pengobatan pada umumnya, maka akan butuh waktu lama untuk pulih, bahkan bisa dipastikan sebelum bisa melakukan pemulihan, Klan Gyeoljeong akan hancur dan tinggal menjadi sejarah karena serangan yang terus menerus seperti ini.

Disisi lain 6 prajurit mengawal anak-anak, para wanita dan orang tua yang tidak bisa berperang menuju gerbang perbatasan dunia luar. 2 diantara prajurit itu adalah pengawal tuan muda Hyun, karena tuan muda Hyun juga berada disana. Mereka bergerak dengan sangat cepat sesuai perintah ketua klan. Ditengah perjalanan mereka dihadang oleh siluman. Hal ini membuat terkejut para pendekar yang mengawal. Bagaimana tidak, sehari sebelumnya tempat ini telah dipagari agar penyelamatan berjalan dengan lancar. Namun sepertinya hal itu tidak berjalan dengan baik. Pertarunganpun terjadi

“Hye Jo, kau bawa 4 pendekar lainya membawa anak-anak, para wanita dan orang tua menuju gerbang perbatasan. Aku akan menahan siluman ini disini.” Ucap Dae Bak

“Dae Bak, aku akan menunggumu” ucap tuan muda

“Tidak tuan muda, pergilah dengan yang lainya. Jin Ae jaga tuan muda dengan baik” sahut Dae Bak

“Tentu saja, aku akan menjaga tuan muda dengan baik, kau juga jaga dirimu baik-baik.” tegas Jin Ae yang kemudian langsung menggandeng tangan tuan mudanya dan bergabung bersama yang lainya meninggalkan Dae Bak.

Pertarungan antara Dae Bak melawan siluman kalajengking berlangsung cukup sengit. Ekor kalajengking yang mengandung racun itu bisa bergerak sangat cepat dan bisa merubah panjangnya mengikuti jauhnya musuh. Namun tetap saja ada batasanya. Ekor kalajengking ini hanya bisa bergerah paling Panjang 20 meter, dari tempat ia berdiri. Meski begitu hal ini tetap membuat Dae Bak kesulitan karena tidak bisa melawan siluman ini dari jarak dekat. Dia hanya bisa melakukan serangan jarak jauh, melempar bom api dari kejauhan yang kadang-kadang ditampis oleh siluman itu sehingga usahanya menjadi sia-sia dan menimbulkan kerusakan di sekitarnya.

Di medan perang, para pendekar sudah mulai kewalahan, begitu pula dengan para pendekar medis. Mereka bahkan sudah kehabisan tumbuhan yang akan diambil kekuatan hidupnya. Hal inipun dilaporkan kepada ketua klan dan para tetua.

“Lapor ketua klan, para pendekar telah mengalami kelelahan. Banyak korban berjatuhan dan pendekar medis kehabisan tumbuhan untuk mengobati para pendekar yang terluka” ujar seorang pengawal yang mengawasi peperangan

Mendengar hal itu, ketua klan dan para tetua saling menatap dan mengangguk. Kemudian ketua klan In So So menutup mata dan berkata “jalankan rencana kedua”

(Dua hari lalu sebelum peperangan)

Diruang pertemuan sudah ada pemimpin klan, para tetua, panglima perang dan para pemimpin bataliyon, mereka berunding mengenai strategi perang yang akan digunakan.

“Kita harus berusaha lebih dulu dan melihat hasilnya. Kita akan menyelamatkan anak-anak, para wanita dan orang tua yang tidak bisa bertarung. Di medan perang nanti akan ada 4 bataliyon, masing-masing bataliyon akan dipimpin oleh seorang ketua dibawah satu komando panglima. Pengguna elemen api dan angin akan berada di barisan paling depan. Suruh mereka bekerjasama sehingga bisa membuat badai api yang besar. Kemudian jika para musuh masih lolos di barisan kedua ada pengguna elemen air dan petir. Mereka akan menurunkan hujan petir. Petir yang terkena air akan bertahan lebih lama” ucap ketua klan

“Dan bagaimana jika itu masih bisa ditembus?” tanya tetua Chung Ae

“Berikutnya pengguna elemen tanah, belah tanahnya selebar dan sedalam mungkin hingga mereka tidak bisa melompat kemari.” Jawab ketua klan

“Itu rencana yang baik. Lalu bagaimana dengan para siluman yang terbang, kemungkinan mereka juga akan menyiapkan itu?” tanya tetua Chung Hee

“Maka, kita akan menggunakan siluman rajawali putih, kita telah menaklukan mereka dan belum menggunakan mereka sejak saat itu. Mungkin sekarang inilah saatnya. ” Jawab tetua Chung Ho  “dan jika masih gagal…” lanjutnya sambil menatap ketua klan

“Kita jalankan rencana kedua, membuka portal kedunia luar.” Jawabnya “panglima, berapa banyak anggota Klan Gyeoljeong?” tanya ketua klan

“Ada sekitar 300 jiwa, 30 diantaranya adalah anak-anak dan 20 lainya adalah orang tua dan wanita yang tidak bisa bertarung.” jawab panglima perang

“Lalu berapa banyak orang yang bisa menyatukan lima elemen untuk membuka portal?” tanya ketua klan

“Setahuku, hanya ada 5 orang yang bisa membuka portal, selain anda dan para tetua. Mereka adalah Kim Suk He petarung jarak dekat, Baek Jeo Ho sang pemanah, Cho Geo Ji petarung jarak jauh, Im Xia Er seorang pendekar medis, Park Ha Sin petarung jarak dekat wanita.” Jawab panglima

“Hanya 5 orang, ditambah aku dan para tetua menjadi 9 orang. Apakah ada 1 orang lagi yang bisa? Harus orang yang bisa membuka portal yang akan ikut dengan anak-anak dan para lansia serta wanita yang tidak bisa bertarung. Bagaimanapun kita harus berjaga-jaga jikalau mereka tidak bisa sampai ke gerbang perbatasan dunia luar.” Sahut ketua klan

Lihat selengkapnya