Dua minggu menjelang Ujian Nasional, bertepatan degan berakhirnya UAS (Ulangan Akhir Semester) kelas enam. Pulang sekolah, Pak Andi mengumpulkan semua murid di halaman sekolah.
“Anak-anak bapak menyuruh kalian berkumpul di sini untuk memberi tahu, bahwa besok akan diadakan Perkemahan Akhir Tahun. Kegiatan itu akan diselenggarakan di hutan.” Pak Andi menjelaskan.
“Perkemahan Akhir Tahun.” semua murid sangat senang. Fani merasa kebahagiaannya bertambah. Karena terlalu senang Fani melompat kegirangan seperti anak kecil.
Tiba-tiba Vicky mengangkat tangan.
“Pak, di hutan? Hutan mana Pak?” Vicky bertanya.
“Salah satu hutan di Wonosalam. Kalian tenang saja, hutan yang bapak pilih tidak menakutkan. Jadi tidak perlu khawatir.” jawab Pak Andi. Mereka memahaminya.
“Bapak harap kalian besok membawa peralatan lengkap, seperti, tongkat pramuka, tali pramuka, baju olahraga dan lain-lain. Wajib memakai seragam pramuka lengkap. Urusan tenda akan dibawakan dari sekolah. Kalian harus berkumpul di sekolah pukul 08.30. Bapak harap kalian tepat waktu.
“Baik Pak.” murid kelas enam pulang dengan ekspresi wajah sumringah, begitu juga Fani.
Setibanya di rumah ia memberi tahu Bu Wati kabar yang baru saja disampaikan Pak Andi. Fani dibantu Ibu Wati mempersiapkan perlengkapan untuk berkemah. Rasa tidak sabar ingin segera berkemah, membuat Fani sulit untuk tidur.
*******
Pukul 03.00 Fani bangun. Ia dan Ibu sholat tahajud berjamaah, lalu melanjutkan sholat shubuh.
“Sayang, hati-hati ketika berada di manapun. Jika kau kesulitan dalam suatu hal, berdoa pada Allah supaya dilancarkan. Doa Ibu menyertaimu.” Ibu membelai rambut Fani. “Terimakasih.
Setelah bersiap-siap, pukul 08.00 Fani berangkat ke sekolah memakai seragm pramuka lengkap. Setibanya di sekolah, masih sedikit anak yang berkumpul. Fani harus menunggu terlebih dahulu. Untuk mengusir kebosanannya, ia membaca buku yang baru dibelikan Ibu Wati untuknya.
Sekitar pukul 08.30 semua murid telah berkumpul. Pak Andi berdiri di hadapan mereka semua memberi arahan. Anak kelas enam pergi ke Wonosalam menggunakan bus yang telah diseawakan sekolah.
Sampai di Wonosalam sekita pukul 15.00. Pak Andi segera membariskan muridnya, untuk mengikuti pembukaan upacara apel. Kemudian Pak Andi membimbing mereka agar mendirikan tenda secara berkelompok. Setiap tenda dapat ditempati 6-7 orang. Fani, Nina, Isna, dan si kembar mengajak Fira untuk bergabung bersama kelompoknya. Jadilah 5 kelompok.
Dalam mengarahkan murid-muridnya Pak Andi sedikit kewalahan. Karena memang satu-satunya guru yang mendampingi adalah Pak Andi. Guru lain sibuk menghendel urusan lain. Sama seperti halnya kepsek Hana yang sedang sibuk mengurus persiapan UN.
PRRIIIITT….
Terdengar suara peluit Pak Andi mengumpulkan siswa-siswinya.
“Baik, hari ini kita akan ber-pe-tu-a-lang. Petualangan kali ini lebih seru dari tahun lalu. Kalian harus menemukan kertas kecil bertuliskan ‘BERAZIL’.” kata Pak Andi.
“Kalian berkelompok sesuai kelompok tenda. Kertas yang harus dikumpulkan hanya 5. Kertas itu berada di tempat yang berbeda-beda. Petualangan ini akan berlangsung selama satu jam.” lanjut Pak Andi.
“Apa Pak? Hanya satu jam?” protes Rizky.
“Iya. Ini petualangan juga sekaligus tantangan untuk kalian. Petunjuk sudah terpasang di dalam hutan yang harus kalian lewati. Bapak akan memberi nama tiap untuk kelompok.” ujar Pak Andi.
“Kelompok Fani bernama Mawar. Kelompok Rizky bernama Gagak. Kelompok Yunita bernama Anggrek. Kelompok Mei bernama Melati. Dan kelompok Vicky bernama Singa.” Pak Andi membagi.
Setiap kelompok mencari di mana petunjuk pertama. Alhamdulillah.. Kelompok Mawar yang pertama kali menemukan.
‘Aku biasa dipisahkan dari pasir yang akan digunakan membangun rumah. Aku berada di bawah tempat yang meneduhkan’ bunyi petunjuk pertama.
“Dipisahkan dari pasir?” Isna berpikir.
“Batu.” celetuk Fani.
“Ya, kau benar. Keberadaannya di bawah tempat yang meneduhkan?” Rini bingung.
“Ini hutan. Pasti tempat meneduhkan itu…” ucap Fira.
“Pohon.” mereka berkata serempak.
“Berarti batu di bawah pohon.” sahut Nina.
Mereka bingung, di tempat itu banyak sekali pohon, pohon mana? Rina menoleh kea arah pohon besar, di bawahnya terdapat batu besar pula. Ia menghampiri untuk mengecek. Namun tak menemukan apapun.
“Tidak ada.” kata Rina memandang temannya yang berharap sesuatu ditemukan.
“Apa?” Fira tidak percaya.
“Di pasir. Pasti batu yang dipisahkan kecil bukan?” Fani mencoba memecahkan teka-tekinya.
“Batu kecil?” Rini menyadari mereka berada di bawah pohon. Serta di belakang kaki Nina terdapat gundukan batu kecil.
Rina menunjuk mencoba memberi tahu temannya. Nina menoleh dan membuka di antara batu itu. Yups, benar sekali! Mereka mendapat kertas pertama. Ternyata kelompok Gagak juga sudah menemukan satu kertas. Tersisa tiga kertas lagi yang harus ditemukan.
Petunjuk berikutnya yang di dapat kelompok Fani. ‘Tempat di mana terdapat banyak air. Di tepi tempat itu terdapat pohon yang memiliki akar napas’. “Banyak air. Laut, sungai.” kata Fira mengagetkan.
“Pohon yang punya akar napas adalah pohon beringin.” ucap Rina.
“Pohon beringin yang ada di tepi sungai.” timpal Isna.
Mereka segera menuju tempat tersebut. Benar! Sekarang mereka memiliki dua kertas. Kelompok Singa juga menemukan satu kertas.
Kelompok yang belum sama sekali mendapat kertas adalah Melati dan Anggrek. Meski belum mendapatkan kertas, kelompok Melati tetap sabar. Lain halnya dengan kelompok Anggrek yang culas. Karena tidak mau kalah dengan kelompok Mawar, mereka berencana menyingkirkan mereka dari petualangan ini.
Di perjalanan berikutnya gelang Fani terjatuh, ia baru menyadari setelah beberapa meter. Ia kembali untuk mencarinya. Teman-teman Fani tidak mengetahui hal itu. Setelah menemukannya Fani kembali ke tempat di mana ia meninggalkan kelompoknya. Sayang, Fani tidak menemukan satu orangpun.