Awal yang merepotkan
Huy, nama ku Meira Yasmin , atau biasa dipanggil Ara tanpa K ya. Meskipun banyak orang Memanggilku terlewat batas dan terdengar menyerupai air limun. Ya mau gimana lagi hidup di desa ya harus mau dan rela namanya di ubah segala macam bentuk . Karena memaksakan untuk sesuai, lidah mereka kaku. Terpaksa ku telan ludah ketika mereka memanggil namaku. It’s ok lah.
Aku ingin sekali membuktikan pada mereka yang berisik memperdebatkan soal waktu bahwa aku sejak terlahir sudah terbiasa terjaga dari subuh hingga petang. Entah aku merengek atau bagaimana, mungkin merepotkan bagi sebagian dari mereka yang hidup berseberangan dengan ku. Bagaimana tidak ? Sejak aku masih sekepal tangan, sudah terlalu banyak membuat mereka kalang kabut. Seolah aku tahu gimana seharusnya aku memanfaatkan waktu kali ini.
Tak jarang tetangga dari yang jauh hingga dekat kubuat ikut terjaga bersama ku . Aku tak ada duanya memang soal itu. Setiap hari hampir bisa ku pastikan tiap-tiap dari mereka selalu begadang. Bahkan hampir keseluruhan dari mereka hafal di jam berapa mereka harus terbangun dari tidur yang lelap nantinya. Tak jarang mereka sengaja terlelap lebi awal agar saat terganggu oleh ku mereka tak kurang waktu tidur.
yaaa, aku memang si kecil yang merepotkan. Rewelnya luar biasa, tangisnya nyaring, dan di jam jam tertentu membuat mereka yang biasa ku sebut tetangga selalu tak nyaman tergugah oleh ku. Ya tapi mau apa lagi ? Kalau aku tahu itu menyakitkan, aku mungkin memilih jadi anak kecil yang pendiam kala itu .
Tapi,seiring berjalannya waktu kenakalan-kenakalan kecil itu justru sering di rindukan oleh mereka . Bahkan jadi bahan canda tawa ketika mereka mengingatku. Bersamaan dengan bertambahnya ukuran tubuh ku tentu . Mungkin diangka usia 3-4 tahun.