Story of My Marriage Life

nurriyah zahed
Chapter #2

Bagian 2

Masa Sulit

Banyuwangi, 2011

Memasuki trimester dua, ku pikir kondisi akan berangsur-angsur membaik. Secara fisik memang aku sehat, kehamilan ini juga bukan sesuatu yang sampai merenggut kekuatan ku. Justru terbilang kuat untuk ukuran orang hamil yang mungkin biasanya mengalami mual, muntah, mudah lelah dan sebagainya.

Aku tidak sedang bersikap tinggi hati, tapi memang demikian. Aku tidak mengalami kesulitan yang berarti. Maksudku yang berhubungan dengan kesehatan fisik. Tapi dramatisnya justru dari sisi lain. Sudah ku bilang, aku berasa di tengah lingkungan yang unik.

Pernah suatu hari aku sangat menginginkan jagung rebus. Sudah ku bayangkan ingin membelinya di suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah. Tepat hari itu mertua ku juga merebus jagung. Tapi aku tetap menginginkan yang dibeli di tempat lain. Dan muncullah sesuatu yang membuat suasana menjadi tidak nyaman. Perkara sekecil ini saja bisa menciptakan prahara.

Lalu di waktu yang lain, aku pernah mendapatkan sebuah statemen. Yang tentu saja disampaikan dengan nada nyinyir. Kalau lagi hamil jangan suka nangis, nanti anaknya jadi cengeng. Ya salam, seharusnya jika ada ada yang bersedih itu dihibur atau dikuatkan, atau motivasi dan semacamnya. Tapi ya sudah, aku tetap harus diam meskipun dalam hati ingin teriak.

Satu-satunya jalan yang bisa ku temukan adalah menghibur diri sendiri. Dengan berkunjung ke rumah orang tua ku. Kali ini aku minta izin, meskipun hanya pada suamiku. Aku seperti memiliki rasa kapok jika meminta izin pada mertua ku. Masalahnya, seringkali rautnya jauh dari kesan ramah. Atau lebih buruk dari itu, tidak suka.

Lihat selengkapnya