“Hijaunyaa...... Apakah ini surga yang orang bicarakan itu?....... Sungguh apakah tempat ini benar-benar ada?........ Aku harap aku bisa ada disini selamanya.”
“Zrasshhhh” suara ember penuh air kotor yang disiramkan kepadaku, aku sontak terbangun dari tidurku.
“Aku tidak membesarkan anak pungut hanya untuk tidur-tiduran seharian, bangunlah dan lakukan apa yang biasanya kau lakukan.” Suara lantang seorang pria yang memarahiku.
Orang tersebut adalah ayahku. Dia memang orang yang membesarkanku dari aku masih kecil. Ibuku dikatakan meninggal ketika melahirkanku. Keadaan sangat sulit disini, bahkan untuk makan saja sudah pas-pasan tapi yang aku heran dia tetap mau merawatku. Aku saja sempat berfikir jika aku jadi dirinya aku pasti sudah membuang anakku sesaat setelah dilahirkan, mengingat Istriku meninggal karena melahirkan seorang bayi yang hanya menambah beban. Tapi ya walaupun kadang orang tua berkumis tipis ini menjengkelkan, tapi aku tetap bersyukur karena masih punya keluarga. Aku sudah hidup cukup lama, tapi aku tidak pernah sekalipun mengalami momen indah didalam hidupku. Ya mungkin tidak hanya aku saja yang merasakan demikian, mengingat orang-orang di sini memiliki kehidupan yang kurang lebih sama.
Sekarang adalah tahun 3020, mungkin sudah hampir lima puluh tahun kejadian yang selalu dibicarakan para orang tua itu terjadi. Mereka sering menceritakan jika waktu itu dunia tidak seperti sekarang. Dunia waktu itu adalah dunia yang hampir disetiap belahannya dihuni manusia. Manusia bisa bekerja diamana pun dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya. Merka juga bilang walaupun manusia terus bersaing satu sama lain untuk memonopoli dan memperkaya diri sendiri tapi itu lebih baik dari sekarang. Kejadian itu dimulai dengan datangnya seorang yang bisa melakukan hal-hal yang diluar nalar manusia. Dia mengatakan jika manusia telah mencapai puncak kerakusan, dan harus membagi dunia dengan alam. Dia kemudian menunjukkan kuasanya dengan mengubah langit menjadi gelap, kemudian terjadi badai. Hal lain yang ia tunjukkan adalah membelah lautan, ia bahkan sampai mempertunjukkan seekor burung yang sekarat kemudian menyembuhkannya. Selanjutnya ia menyampaikan bahwa wilayah yang dia tandai akan berada dibawah pengawasannya dan tidak ada manusia yang boleh memasukinya. Dia kemudian memerintahkan manusia yang berada diwilayah yang ditandainya untuk segera pergi. Dia memberi waktu seminggu untuk mengangkut segala macam barang yang diperlukan untuk memulai hidup baru. Beberapa orang yang takut kemudian pergi tapi masih banyak yang tidak mempedulikan perintahnya dan tetap tinggal. Dia menjadi murka kemudian menunjukkan kemampuan lainnya. Di beberapa tempat manusia terserang wabah penyakit, ditempat lainnya terjadi fenomena alam seperti gunung meletus, bahkan sampai hewan liar yang tiba-tiba menyerang pemukiman warga, mengakibatkan kepanikan yang luar biasa dan banyak manusia yang mulai pergi dari wilayah tersebut, seperti keinginannya.
Hal tersebut pun tidak tinggal diam dibiarkan oleh manusia begitu saja. Negara-negara dari segala penjuru bersatu dan mengerahkan militer terbaiknya untuk mengalahkannya namun hasilnya nihil. Ternyata dia tidak sendiri dalam aksinya, dia memiliki pengikut yang juga memiliki kekuatan mistis yang sangat hebat. Korban jiwa pun tidak dapat terbendung. Namun naasnya korban jiwa hanya diderita oleh pihak manusia. Pihak manusia hanya bisa memberi sedikit goresan itupun kecil kepada para pengikutnya. Peperangan itu terjadi dalam kurun waktu dua tahun namun menghasilkan korban jiwa hingga jutaan. Pihak manusia pun mundur dan tidak menyerang wilayah itu sampai sekarang. Manusia pun menerbitkan berbagai berita, dan banyak pula yang menyebutkan bahwa mereka bukan berasal dari bumi melainkan alien.
Aku yang tidak mengetahui apapun pun terlahir dengan dunia yang sudah dalam keadaan begini, mengingat aku masih berumur mungkin sekitar 20 tahun. Karena aku laki-laki yang bertubuh kuat, aku bekerja sebagai kuli angkut untuk berbagai macam barang di pasar. Upahku terbilang kecil yang hanya cukup untuk makan sehari-sehari, namun hanya ini pekerjaan yang cocok untukku. Bekerja disini seperti menyelam sambil minum air. Aku bisa sekalian menumpulkan informasi tentang bagaimana caranya menuju Zoe. Itu adalah sebutan kami untuk tiga puluh persen wilayah dunia yang dikuasai Sage. Sage juga merupakan sebutan orang yang memporak-porandakan dunia saat itu. Mimpiku itu aku yakin adalah petunjuk untuk arah hidupku selanjutnya.
Aku bekerja mulai pukul enam pagi dan biasanya selesai pukul enam sore. Ada pemilik pasar yang selalu mengawasi kerja setiap kuli. Jika ada yang macam-macam sedikit saja maka upahnya akan dipotong atau parahnya akan dipecat dan tidak boleh bekerja di pasar itu lagi. Pasar ini adalah pasar untuk dua kasta ke bawah. Terdapat lima kasta saat ini yang di lambangkan dengan jumlah kekayaan. Orang yang bangkrut dapat terlempar ke kasta terakhir yaitu kasta lima. Sedangkan yang memiliki jumlah uang sesuai yang di tetapkan dapat naik kasta. Semakin tinggi kasta semakin baik pelayanan dalam segala bidang yang didapatkan.
Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Para kuli pun beristirahat. Aku memanfaatkan waktu istirahat yang ada untuk mengisi perutku yang lapar. Porsi makanku yang hanya dua kali sehari harus kumaksimalkan sebaik mungkin dengan mengisi tenaga.
“Mau kentang Van?” Seeseorang menawarkan kentangnya kepadaku sambil mengunyah nasinya. “Biar tambah kenyang.”
“Tentu saja aku mau. Ngomong-ngomong, gapapa nih Jok? Kamu kan juga harus kerja.” Tanyaku sambil mengambil kentangnya.
“Belum dijawab udah diambil aja, dasar. Tapi gapapa porsiku gak sebanyak dirimu dan juga aku sudah sarapan kok, jadi tenang aja.” Jawab Joko sambil tersenyum.
Joko adalah temanku sesama kuli. Kami seumuran dan sering bermain ketika masih kecil. Satu hal yang tidak kumengerti darinya adalah ia selalu baik kepadaku bahkan dari kecil. Padahal situasi ekonomi tidak berbeda tapi dia masih saja baik.