Strange Her

Maulida Zarotul Azizah
Chapter #3

Tiga : Donat Kantin

Jam istirahat kali itu Erin tengah sibuk mengerjakan catatan Ekonomi karena bukunya tertinggal di kolong meja ketika semalam ingin mengerjakan. Perihal ini bahkan membuat Erin sampai tidak bernafsu makan atau berniat pergi ke kantin.

‘‘Hai.’‘

Erin tak menoleh ataupun menyahut. Sebab ia sendiri tak yakin kalau sapaan itu untuknya. Bisa-bisa ia akan dianggap GR. Jadi, Erin tetap fokus menyelesaikan tugasnya.

‘‘Erin lagi apa? Kayaknya serius banget.’‘ Kalau sudah begitu, tak ada yang bisa dilakukan selain menoleh karena Erin sendiri juga penasaran.

Bola mata cewek itu sudah seperti ingin keluar saja ketika mengetahui sumber suara tersebut. ‘‘Eh—Dewa Putra?’‘

‘‘Sibuk banget ya, Erin. Nggak ke kantin?’‘ tanya Dewa Putra santai. Ia duduk di kursi teman sebangku Erin yang kebetulan tidak masuk hari itu.

‘‘Nanti. Sekarang lagi kerjain tugas.’‘

‘‘Mau aku bantuin?’‘

‘‘Emangnya, anak IPA tahu tentang perpajakan?’‘ tanya Erin sedikit meledek.

Dewa Putra menggelengkan kepalanya lucu. ‘‘Berarti Erin belajar yang bener supaya bisa ajarin aku ilmu Ekonomi,’‘ katanya.

‘‘Iya.’‘

‘‘Kamu lapar nggak, Rin?’‘ tanya Dewa Putra lagi. Dagunya bertumpu pada tangannya, sementara matanya memperhatikan hasil kerja Erin.

‘‘Tadinya nggak berasa. Tapi setelah Dewa Putra tanya begitu, jadi lapar.’‘

‘‘Ke kantin, yuk.’‘

‘‘Ih, kan lagi belajar.’‘

‘‘Yaudah, kamu mau titip apa? Aku aja yang jalan ke kantin,’‘ tawar Dewa Putra penuh senyum. ‘‘Kalau nggak makan, nanti diomelin Mama, Rin.’‘

Erin tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya wajah itu berbinar ketika membayangkan makanan pilihannya. ‘‘Mau donat,’‘ pintanya.

Kening Dewa Putra mengerti kebingungan. Ia lantas menatap Erin untuk meminta penjelasan. ‘‘Donat apa, Rin?’‘

‘‘Itu, lho. Yang jual itu Ibu-ibu piscok.’‘

‘‘Emang iya?’‘

‘‘Iya. Erin sering beli disana. Dua ya, tolong. Makasih,’‘ jelas Erin seraya menyerahkan uang lima ribuan ke tangan Dewa Putra yang mengadah. ‘‘Ada kembali seribu. Bisa buat Dewa Putra beli ciki.’‘

Lihat selengkapnya