Stray to another Realm

Ojou-sama
Chapter #3

Realita


Aku menatapnya, memikirkan berbagai kemungkinan.

"A-apa?! "

" Apa kau terkejut? Kau takut padaku? " Tanyanya heran.

" Eum.... Tidak terlalu, hanya saja kau terlihat lebih panas sekarang" Ujarku jujur.

Ia tertegun lalu tertawa renyah.

" Hah.... Tidak ada manusia semenarik dan baunya seenak dirimu" Ucapnya lalu terdiam, ia keceplosan.

" Oooo... Jadi pernah ada manusia yang datang kemari, selain aku? " Tanyaku.

" Eum... Yeah, kau yang ke seratus" Ucapnya sambil duduk disampingku.

" Lalu... Sekarang mereka dimana? Kembali lagi ke dunia asalnya atau apa? "

" Aku memakannya, lalu sisanya berada di kebun bunga ku, menjadi pupuk" Ucapnya.

" A- apa? Kau memakannya dan... dan... Lalu bagaimana? " Ucapku linglung.

" Apa yang kau pikirkan manisku? " Tanyanya lembut sambil mengelus pipiku.

" Jadi.... Kau juga akan memakanku? "

" Aku tidak bisa melakukannya "

" Kenapa? " Dia tertawa

" Apa kau ingin aku memakanmu? " Tentu saja aku menjawab dengan gelengan tegas.

" Karena aku tidak tahu namamu dan kau tidak mau bercinta denganku, aku tidak bisa memakanmu" Ucapnya.

" Kalaupun aku mengetahui dan bercinta denganmu aku tetap tidak bisa memakanmu, karena... Aku bisa dimakan lebih dulu olehnya" Imbuhnya sambil melirik harimau putih yang sedang tidur mendengkur.

Aku ikut melirik ke arah harimau putih, memang benar jika pria tampan itu berpikir demikian, sebab ukurannya melebihi ukuran normal harimau pada umumnya, tiga atau empat kali lebih besar.

" Apa kau juga eum... mencium mereka? " Tanyaku dengan bodohnya, tentu saja iya bukan?

" Aku tidak melakukannya, untuk apa melakukannya pada manusia yang ingin aku makan? Aku bercinta hanya untuk memberikan mereka kesenangan karna aku juga akan senang memakan mereka, semacam timbal balik"

" Lalu kenapa kau menciumku? "

" Aku... Tidak tahu, aromamu sangat enak hingga membuatku gila" ucapnya.

" Hm... Karna kau mengambil keuntungan dariku, aku juga harus mengambil keuntungan dari mu " Ucapku.

" Apa? "

" Pertama aku ingin tinggal disini dan ikut membantu dikebun dan makan sampai aku tahu caranya untuk lembali"

" Baiklah, lalu? "

" Yang kedua... Bolehlah aku menyentuh perutmu dan jakunmu? " Tanyaku penuh harap.

Ia menatapku dengan heran lalu mengangguk.

" Kau boleh menyentuh yang lainnya" Ujarnya saat aku sudah duduk di pangkuannya.

Lihat selengkapnya