Aku bersiap dengan tas ranselku yang penuh, selain berisi barang-barang ada juga makanan dan peralatan yang mungkin diperlukan.
Sementara Luc hanya memakai jubah hitam saja.
"Hei... kau tidak akan membawa apapun?" Tanyaku heran.
"Tidak ada, semua kebutuhanku berada di alam, ini pakai lah" ucapnya sambil menyerahkan sebuah jubah.
Aku mengikutinya keluar pondok menuju hutan. Setiap perjalanan, aku selalu tercengang dengan sekitar, hutan ini berbeda dengan hutan dimana Lucas tinggal.
Hutan itu terlihat seperti kerajaan bayangan, dimana pepohonan menjulang tinggi bagai raksasa yang menjaga rahasia.
Pohon-pohon yang sebesar rumah, jamur seukuran kepala manusia, tanaman berwarna-warni pemakan serangga atau pemakan manusia, berulang kali Luc menarikku mendekat saat melewati tanaman seperti kantong semar, hutan ini terlihat sepi dan menghanyutkan , tapi juga indah.
Ada juga hewan-hewan yang tak pernah ku lihat sebelumnya. Aku jarang melihat hal seperti ini, karena hampir tak pernah ada yang namanya hutan di tempatku.
"Hutan disini sangat indah" pujiku.
"Indah? Apa kau belum pernah melihat hutan?" Tanya Luc heran. aku menggelengkan kepala.
"Kau hanya akan melihat pohon sawit sepanjang mata memandang jika berkunjung di duniaku" ucapku sambil terkekeh.
Sampai di tengah hutan, terdapat aliran sungai yang jernih. Luc mendekat dan mencicipi rasa airnya lalu mengangguk.
" Rasanya segar, kau boleh meminumnya sayang" ucapnya.
Aku bergegas mendekat dan menangkup air dengan telapak tangan lalu meminumnya.
" Hmmm segar sekali rasanya" ucapku.
"Apakah disini ada ikan?" Imbuhku.
" Mungkin ada jika kau ingin menangkapnya"
" Jadi, apa artinya?" Aku menatap matanya dengan ekspresi kebingungan.
"Kau harus melihat atau mencoba menangkap ikan terlebih dahulu jika ingin tahu apakah ada ikan disana atau tidak, sayang"ucapnya sambil menatapku lembut.