Pagi ini sarapan super cepat karena hari ini pindahan kantor. Nara berangkat terlebih dahulu karena Kak Gemani sudah menghubunginya, Kak Gemani menyimpan nomor ponsel Nara. Ia melihatnya dari kertas lamaran pekerjaan.
Hari ini, Nara mengenakan pakaian kasual. Kaus berkerah serta celana jin, pastinya akan membutuhkan tenaga ekstra. Jarot mengendarai mobilnya dan sampai ke tempat Kak Gemani menunggu. Kak Gemani duduk cantik di tempat kursi milik bengkel. Lalu, ia beranjak dari tempat duduk dan menghampiri mobil dengan dua tas ditentengnya.
“Nara, tidur nyenyak?” tanya Kak Gemani.
“Iya Kak.”
“Kak Gemani hanya tanya Nara saja. Jarot tidak ditanya.”
“Ya sudah deh. Jarot tidur nyenyak?” tanya Kak Gemani menahan tawa.
Nara pun demikian menahan tawanya, ia tidak mengira jika Jarot akan iri untuk hal sepele. Sekarang, ia tahu sifat Jarot. Tidak semenyeramkan yang ia bayangkan. Ternyata ia bisa berteman dengan Jarot yang memiliki sifat kekanakan, tetapi terkadang juga dewasa mengingat Jarot sudah menikah dan mempunyai anak.
“Nara, barang-barang yang ada di belakang meja. Apakah sudah kamu rapikan?”
“Sudah, Kak.”
“Nanti kamu dan Jarot yang membawanya.”
“Saya, Kak? Membawa barang sebanyak itu?”
“Tentu tidak, Nara. Nanti ada yang membantumu. Lalu membawa ke kantor baru akan menggunakan mobil. Namun, kamu yang menemani karena Jenar, Lingga, dan saya akan membereskan kantor baru.”
“O iya Kak.”
“Pagi ini kamu tetap mengerjakan laporan penjualan, karena Jenar akan tetap melaporkan pada bos.”
“Iya, Kak.”
Jarot menghentikan mobilnya di depan rumah Kak Jenar. Ia turun dari mobil ketika Kak Jenar memanggilnya. Ia diminta untuk membawa tempat bekal berukuran besar sepertinya berisi makanan. Mbak Elok sudah terlebih dahulu masuk mobil.
“Gemani, ini dibawain pisang goreng,” ucap Kak Jenar.
“Iya. Emak yang goreng?”
“Iy siapa lagi kalau bukan Emak.”
“Terima kasih, sudah dibawakan.”
“Iya. Mbak Elok nanti taruh di piring. Biar semua makan.”
“Iya.”
Sesampainya di kantor, Nara membawa tempat bekal makanan berisi pisang goreng. Ia meletakkan di meja makan yang terletak di dapur. Fokusnya hari ini pindahan kantor.
“Nara, ini laporannya,” teriak Kak Jenar berada di ruangannya.
“Iya, Kak. Permisi.”
“Masuk. Itu di mesin fax.”
“Iya, Kak. Permisi,” ucap Nara keluar dari ruangan.
Nara menghampiri mesin foto kopi berada dekat tempat duduk Mbak Elok. Ia memfotokopi terlebih dahulu karena hasil cetakan dari mesin fax, tintanya tidak bertahan lama. Ia lalu kembali ke ruangan Kak Jenar untuk menghancurkan kertas hasil cetakan mesin fax.
“Nara,” panggil Kak Jenar.
“Iya, Kak.”
“Hari ini kita pindahan.”
“Iya, Kak. Kak Gemani sudah memberitahu, kemarin.”
“Tumben anak buahnya dikasih tahu. Oh iya ini data yang bayar kemarin.”