Stress

Maria Goreti
Chapter #12

Bab 12 Uang lembur

Suara kicauan burung membangunkan Nara dari tidur nyenyak. Ia mengucek mata untuk memastikan sinar matahari menyapa. Ia melihat jam pada ponsel miliknya menunjukkan 06.15. Ia merapikan selimut dan berjalan ke lemari pakaian untuk mengambil pakaian. Tidak lupa handuk yang tersampir pada pegangan pintu.

Suara air keran di kamar mandi tidak terdengar, biasanya jika jam 06.00 tepat akan berbunyi. Air keran tidak mengalir pada jam 21.00 dan mengalir lagi pada jam 06.00. Nara menggantung handuk serta pakaian pada paku di dinding. Ia menutup pintu kamar mandi dan mulai membersihkan diri dengan sabun favoritnya. 

Nara mengambil berwarna hitam dan ditaburi sabun bubuk untuk mencuci pakaian. Ia memberi air dan mengucek pakaian supaya bersih, membilas sebanyak dua kali, dan mengeringkan dengan meremas pakaian. Ia menyelesaikan aktivitasnya di kamar mandi. 

Pakaian dengan motif batik berwarna ungu dipadupadankan dengan celana jin berwarna hitam. Ia menyukai celana jin yang dipakai karena membentuk kakinya sebesar kaki gajah terlihat langsing. 

“Nara,” teriak Kak Yani.

“Iya, Kak.”

Suara teriakan Kak Yani terdengar dan pertanda untuk segera turun. Nara memoleskan bedak tabur bayi dengan merek tertentu pada wajahnya. Ia mengunci pintu dan memastikan air keran di kamar mandi sudah dimatikan. Ia menuruni tangga seperti biasanya karena hanya satu jalan menuju lantai bawah. 

“Nara,” panggil Kak Yani.

“Iya, Kak.”

“Pekerjaanmu susah tidak di sana?”

“Tidak, Kak. Saya nyaman di sana.”

“Bagus kalau begitu.”

Kata nyaman yang akan didengar Kak Yani dari pertanyaan basa-basinya. Mereka menaiki jalan yang curam entah untuk kesekian kalinya. Nara mencium bau alkohol ketika di pintu masuk. Bau menyengat menusuk hidung, ia mengosok telunjuk di hidung. Beberapa kali ia lakukan karena baunya. Ia diam tidak berani menanyakan pada Kak Yani, ia berusaha membaca situasi yang terjadi. Mungkin akan sangat canggung jika pertanyaan keluar dari mulut Nara tanpa bisa membaca apa yang terjadi.

Kak Yani mengambil makanan yang berada di dalam kulkas, sedangkan Nara mengambil piring sebanyak dua. Kak Yani memanaskan makanan di kompor yang berada di dapur, sedangkan Nara mengambil nasi pada penanak nasi yang berada dekat meja utama. Selesai makanan dihangatkan, mereka berdua makan. Tidak ada yang perlu ditanyakan ini makanan kemarin atau selumbari. Pokoknya dimakan saja selama masih enak dan tidak basi. 

Selesai makan, mereka mencuci piring, dan meletakkan pada rak di sebelah tempat cuci piring. Mereka menuruni tangga menuju tempat parkir mobil-mobil.

“Heh.”

“Kenapa, Nara?”

“Tidak papa, Kak. Hanya menahan napas saja.”

“Nara, saya berangkat duluan.”

“Iya, Kak.”

Lihat selengkapnya