Nara beranjak dari tempat tidurnya dengan keyakinan ia bisa melakukannya. Ia berlari kecil mengambil handuk yang tersampir di jemuran. Guyuran air membuat matanya terbuka lebar dan wangi sabun mandi aroma lavender membuat hidung menghirup cukup lama. Aroma terapi dari sabun mandi membuat Nara sedikit tenang. Ia merasa seperti menjadi manusia yang tidak berguna. Ia harus melakukannya sesuatu yang membuat dirinya berguna.
Kaus warna merah dengan celana jin pendek berwarna cokelat, Nara kenakan. Ia berjalan untuk mengambil piring tetapi langkahnya terhenti mengingat perkataan k akaknya yang hanya bisa makan dan tidur saja. Tidak ada yang salah dengan perkataannya, mungkin yang salah adalah Nara merasa sakit hati.
“Nara,” panggil Ibu Marta.
“Iya, Bu.” Nara mendekati sumber suara dari Ibu Marta.
“Ini, Ibu belikan bubur ayam.” Ibu Marta meletakkan mangkuk di meja.
“Makasih, Bu. Nara mau menyapu dan ngepel.”
“Iya. Ibu mau mencuci baju dahulu.”
“Tidak usah, aku sudah menekan tombol wash pada mesin cuci.
“Yo wes kalau begitu. Ibu mau masak saja.”
“Iya, Bu.”
Nara mengambil sapu yang tergantung di paku dekat pintu. Ia menyapu setiap sudut rumah dan semua kamar yang ada di rumah itu. Ada 5 kamar yang harus dibersihkan. Ruang makan dan ruang televisi yang lumayan berukuran besar. Biasanya ruangan ini digunakan untuk kumpul keluarga atau acara doa bersama.
Selesai menyapu Nara mengembalikan sapu pada tempatnya semula. Lulu berjalan ke kamar mandi mengambil ember dan diisikan air serta pewangi lantai. Tidak lupa alat pel untuk membersihkannya, beberapa kali alat pel dicelupkan ke dalam ember yang berisi air dan pewangi lantai. Nara mulai dari kamar yang dekat dengan dapur dan dilanjutkan sampai ruang tamu. Air kotor yang berada di ember, ia membuang ke lantai di luar rumah supaya membersihkan debu.
“Akhirnya selesai juga.” Nara menghela napas lega.
Nara mencium wangi masakan Ibu Marta, ia berjalan mengikuti sumber wangi itu. Rupanya Ibu Marta sedang masak makanan kesukaan Nara. Tumis labu siam dengan campuran udang kering. Nara mencuci alat pel dan ember, tidak lupa meremas kain pel dan menjemurnya di luar.
“Ambil piring, Nara,” pinta Ibu Marta.
“Iya, Bu.”
Sepiring sayur tumis labu siam sudah siap disantap. Nara mengambil piring untuk diisikan nasi, terlebih dahulu ia membuka penanak nasi. Uap nasi keluar secara bersamaan menghasilkan titik air yang jatuh pada penutupnya. Ia mengambil nasi untuk secukupnya makan sekali. Ditambah lagi ia harus mengurangi karbohidrat.
Nara menikmati masakan Ibu Marta, rasa manis dan asin pada masakkannya terasa di lidah. Ia mengunyah sampai nasi dan sayur bisa diolah di lambung. Ia menghabiskan makanannya dan tidak ada sisi di piring. Kemudian ia berjalan ke tempat cuci piring, mencurinya dengan sabun cuci piring beraroma jeruk nipis. Dirasa sudah bersih, ia mengangkat piring dari bak cuci dan membawanya ke rak piring.
“Bu, mau dibantu goreng tempenya?” tanyanya di samping Ibu Marta.
“Gak usah. Lebih baik kamu istirahat saja atau menunggu kabar siapa tahu ada yang menghubungimu.”
“Iya, Bu.”
Nara kembali ke kamarnya, ia mengingat ada tugas kuliah yang belum dikerjakannya. Ia menekan tombol on pada laptop, tidak lama layar utama pada laptop terbuka. Ia mencari folder dengan mouse untuk memudahkan pencarian. Aplikasi microsoft word sudah terbuka, ia mengerjakan sesuai catatan di bindernya. Tatapannya beralih ke ponsel, ia tidak mendengar suara pada ponsel. Ia ragu jika pesannya akan diterima dengan baik.
Ponsel Nara bergetar tanda pesan masuk, suara getarannya membuat perubahan gerakan tubuh. Ada keraguan untuk membaca pesan yang diterima.
Nara, ini Kak Yani.
Di kantor membutuhkan karyawan bagian accounting.
Apakah kamu mau?
Mata Nara terbelalak ketika membacanya. Ia tidak percaya dari sekian pesan singkat yang kirim, ada juga yang membalasnya. Ia tidak memikirkan bagaimana detail pekerjaannya, di mana tinggal, dan berapa besaran gaji yang diterima. Wajah semringah terlihat, Nara tidak bisa menyembunyikan akan mendapatkan pekerjaan baru. Ia juga tidak berpikir akan ditolak setelah tes wawancara. Ia membalas pesan singkat takut si pengirim akan menunggu.
Kak, aku mau.
Nara tidak perlu menunggu lama untuk menerima balasan.
Kamu nanti tinggal sama aku.
Kalau mau kerja di sini, jangan lupa bawa pakaian untuk seminggu.
Besok kamu bisa langsung kerja.
Setelah pulang kerja, hari sabtu bisa pulang ke rumah. Biasanya Kak Yani gak pulang.
Iya Kak.
Apa ada kriteria tertentu dalam kerjaannya?
Tidak ada. Kantor hanya membutuhkan karyawan yang bisa mengerjakan semua pekerjaan. Kecuali mengendarai kendaraan karena ada sopir di sana.
Iya Kak. Saya mau.