Stress

Maria Goreti
Chapter #4

Bab 4 Babak baru dimulai

Alarm ponsel berbunyi tepat di pukul 6 pagi, Nara mematikan tombol alarm. Ia berusaha membuka matanya karena sinar matahari yang masuk melalui ventilasi, menyadari dirinya tidak di kamarnya sendiri. Ia beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk serta pakaian yang masih berada di tas. Ia memilih kemeja lengan pendek dengan motif kotak berwarna hitam serta celana panjang berwarna sama.

Nara membuka pintu kamar dan melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi. Wangi sabun mandi tercium di hidungnya. Ia membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang sudah disiapkan. Ia memakai alas bedak untuk membuat wajahnya cerah serta parfum bayi dengan merek tertentu. Ia menyukai wanginya bisa membuat tenang. 

“Nara,” panggil Kak Yani. Suara yang menggema terdengar sampai kamar. 

“Iya Kak. Sebentar.”

Nara mengambil tas kerjanya, tidak lupa ia mengunci pintu kamar. Ia berjalan menuruni anak tangga satu per satu. Kak Yani sudah menunggu di ruang tamu dengan wangi parfum khasnya. 

“Kita ke atas dahulu, Nara.”

“Iya Kak.” Nara menganggukkan.

Mereka berdua melangkahkan kaki keluar rumah menuju gerbang. Sinar matahari menyapa seolah meminta mereka untuk segera pergi. 

“Setiap pagi, kita ke rumah bos. Sarapan di sana.” Kak Yani menunjuk ke rumah yang dimaksud.

Kak Yani mengunci gerbang dengan kunci yang sama diberikan pada Nara. Nara terpesona melihat rumah yang ditunjuk. Ada juga ya rumah berbentuk seperti itu di atas lagi. Rumah dengan halaman yang dibilang cukup lebar dengan halaman yang cukup asri. 

“Ayo, Nara,” ajak Kak Yani untuk masuk. 

“Iya Kak,” jawab Nara yang masih terpesona.

“Kenapa Nara?”

“Tidak papa, Kak.”

“Sepi rumahnya.”

“Iya.”

Rumah yang terbilang cukup besar terdapat tiga lantai. Nara melihat furniture yang menarik perhatiannya dengan ukuran Jepara. Jenis lantai teraso yang bermotif serta rasa dingin ketika menginjakkan kaki. Terdapat dua pintu, pintu besi dan pintu kayu, Nara pikir mungkin alasan keamanan sampai ada dua pintu.

Lantai teraso adalah material yang biasa digunakan sebagai penutup lantai dan dinding bangunan. Sifatnya seperti marmer buatan, sama dengan tegel yang membedakannya lapisan atasnya dicampur batu bermotif sehingga pilihan warnanya lebih banyak dibandingkan tegel. 

Guk, guk, guk, Nara mendengar suara anjing yang menarik pendengarannya mendekati sumber suara. Ia melihat anjing berwarna putih dan berukuran besar masih menggonggong. Mungkin “bau” yang dimiliki Nara masih baru untuk anjing jenis samoyed. Nara tahu itu dan menjauh dari tempat anjung berada. 

“Olive.”

“Apa Kak?”

“Nama anjingnya Olive. Anjing itu milik kekasih anak bos.”

“O begitu. Bagus anjingnya jenis samoyed.”

“Kamu tahu jenis-jenis anjing?”

Lihat selengkapnya