Mauren Zevanya , atau yang kerap dipanggil Mauren, gadis SMA berusia 17 tahun . Memiliki suara yang bagus dan wajah yang mendukung membuatnya terkenal di dunia maya . Atau bisa dikatakan Mauren adalah seorang selebgram .
Sejak masuk sekolah menengah pertama , ibu kandungnya pergi meninggalkan dirinya dan ayahnya untuk selama- lamanya .Karena ayahnya selalu keluar kota setiap minggunya , ayahnya menjadi khawatir meninggalkan anak semata wayannya sendirian di rumah , maka oleh karenanya setahun kemudian , ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang juga memiliki seorang anak , agar ada yang mengurus dan merawat Mauren . Namun sampai Mauren duduk dibangku SMA kelas dua ini , tak sekalipun ia merasa terbantu oleh kehadiran ibu tirinya itu , atau yang sering Mauren panggil Nenek lampir itu .
"Mauren bangun!!! " teriak ibu tirinya itu sambil menggedor-gedor pintu .
Mauren jelas tak mau bangun , emang siapa yang peduli dengan perintah nenek lampir itu . Mauren kembali memejamkan mata , lagi pula sekarang ini masih jam tiga subuh. Memang ibu tirinya itu paling kurang ajar sedunia , mau ngapain bangun jam tiga subuh coba , mau maling dirumah orang? .
"Mauren bangun masak !!! Kamu mau sarapan apa nanti pagi kalau kamu ngak masak sekarang ?" Teriak nenek lampir itu lagi .
Sinting memang , kenapa bukan dia saja yang masak daripada harus membuang-buang waktu dan tenaga menyuruhnya .
"Makin ngelunjak kamu yah " gedoran dipintu kamar Mauren semakin menjadi-jadi. Mauren menguap lebar, menyibakkan selimut dan segera turun dari kasur. Kasihan juga nenek lampir itu jika mati karena darah tinggi akibat ulahnya. Tapi Mauren bukan langsung Membuka pintu , terlebih dahulu ia melangkah munuju kamar mandi.
"Mauren kalau kamu ngak bangun-bangun saya dobrak pintu in- "
cklek....
byurrr....
"whahahahaha,makan tuh air " Mauren tertawa ngakak melihat ulahnya sendiri. Senangnya bisa menyiram muka nenek lampir ini sampai basah kuyup. Tak sia-sia perjuangannya mengangkat ember berat .
"MAUREN !!! " Teriak nenek lampir itu. Mauren masih juga asik tertawa sendiri.
"Tuh saya bantuin mandi , udah jam tiga subuh , biar ngak bau badannya kalau pagi " Ucap Mauren, sambil berusaha menahan gelak tawanya.
"sini kamu !!" Tergambar jelas amarah diwajah nenek lampir , membuat tawa Mauren terhenti. benar-benar berhenti. Sepertinya bencana akan datang padanya.
"Awww, sakittttt.......lepasin... sakittttt " teriak Mauren, saat tanpa aba-aba ibu tirinya itu menarik rambut hitam panjangnya yang tergerai luruh melewati bahu.Bukan main-main tarikan rambut dikepalanya. Rasanya rambutnya benar-benar akan copot.