STRONG LOVE

nuna sun
Chapter #3

PERASAAN YANG SAMAR.

Merasa diasingkan dan dianggap aneh, begitulah rasanya ketika aku memilih berjalan di jalur yang benar. Bagi ku, lebih baik berjalan di kegelapan dari pada harus berjalan sendirian dan gagal sendirian.

Malam yang dingin, deruman motor mulai terdengar begitu berisik, sorak-sorakkan orang berteriak menyambut empat pembalap liar yang saat ini mulai bersiap-siap.

"Lo harus menang Briyan" ujar Lilays yang saat itu membantu Briyan memasang helemnya.

"Siap beb, selama ada lo di sini gue bakal menang" ujarnya dengan senyum yang hangat.

Kini Zano mendekati Briyan dan berbisik "lo jangan mau kalah sama Juan" ujarnya melirik motor yang saat itu ada di samping Briyan "lo tau kan, dia itu sebisa mungkin mau ngalahin lo dan rebut Lilays dari lo" sambung Zano lagi mengingatkan.

Danu Ajuand Ridik, adalah musuh Briyan di dunia balap liar. Cowok satu ini sangat membenci semua yang ada pada diri Briyan, bahkan tak segan-segan ia ingin merebut Lilays agar Briyan menderita dan sengsar. Intinya, juan sangat tidak menyukai Briyan yang selalu mendapatkan kebahagiaan.

Briyan beralih melirik musuhnya itu dengan tatapan tajam "gue tau itu" ujarnya lirih.

Kini bendera mulai diangkat, membuat semua orang yang tidak mengikuti balapan mulai menepi ke pinggir jalan.

"Oke, siap semuanya" ujar seorang cewek yang saat itu berdiri di tengah jalan.

Juan tertawa renyah, dan melihat Briyan dengan seringainya "siap-siap, Lilays bakal jadi milik gue kali ini" ujarnya dengan percaya diri.

"Sekalipun dalam mimpi, itu gak akan pernah terjadi" ujar Briyan dengan tatapan tajamnya.

Kini pandangan Briyan menatap ke depan dengan serius. Hitungan mudur sudah dimulai, dan akhirnya bendera pun di turunkan.

Semua pembalap langsung melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

Jalanan yang sepi, malam yang dingin hingga menusuk ke kulit. Briyan terus saja melajukan motornya dengan kecepatan penuh, sesekali ia berselisih dengan Juan di jalan.

Sedangkan Lilays terus berharap agar Briyan tidak kalah. Ia berdiri bersama Zano, Ari dan juga Rio. Dengan kaos pendek berwarna abu-abu dan celan jeans panjang, tak lupa rambut pendeknya yang berwarna biru itu di ikat setengah, dan membiarkan sisinya terurai berntakkan.

Malam yang begitu dingin membuat Lilays sedikit merasa kedingin ketika angin berhembus lirih ke kulit putihnya.

Lihat selengkapnya