Stuck

Clearesta
Chapter #4

Bab 3

Akhirnya jam pulang kantor yang sangat ditunggu oleh Audrey tiba. Audrey sangat tidak sabar menunggu saat-saat ini, dimana ia bisa pulang dari kantor. Waktu pulang kantor hari ini terasa sangat lama bagi Audrey. Setiap detik yang bergulir terasa sangat lama.

Baiklah, waktunya pulang. Audrey bergegas turun dari kantornya dan segera menaiki ojek online yang sudah ia pesan tadi. Audrey ingin segera sampai ke rumah Helena.

-------

Setibanya di rumah Helena, Audrey segera mengetuk pintu.

“Elen,” ucap Audrey. Semoga Helena ada dirumah. Duh, bisa-bisanya aku lupa. Mungkin saja Helena sedang tidak ada di rumah, batin Audrey. Pekerjaannya sebagai wartawan membuat Helena terkadang jarang ada di rumah. Helena harus mengikuti segala perkembangan berita terbaru dan menyampaikannya ke khalayak banyak.

Audrey menunggu di depan pintu sambil berharap cemas. Sembari menunggu, Audrey segera menelepon Helena.

Tapi, deringan telepon belum berdering. Tiba-tiba pintu rumah Helena terbuka. Terlihatlah Helena dari dalam rumahnya.

“Masuk, Drey,”ucap Helena.

“Iya. Makasih, Len.”

“Tumben lo dateng ke sini. Baru juga malam minggu kemarin ketemu. Lo kangen gue ya?” ucap Helena panjang lebar sambil menampilkan ekspresi wajah super imut.

“Bukan. Gue ga kangen lo,” jawab Audrey sedikit jutek.

“Gue mau cerita sesuatu..”

Urgent banget kayaknya. Kan bisa cerita lewat chat atau tunggu ntar malam minggu lagi.”

“Hmm... agak penting sih bagi gue. Hal ini menyangkut hidup gue. Eh, bukan. Perasaan, hati sih lebih tepatnya.”

“Jadi gini, lo masih inget kan kantor gue mau adain gathering?” ucap Audrey sambil melihat ke arah Helena.

Helena mengangguk pelan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Audrey.

“Terus?”

“Lo inget ga waktu malam minggu kemarin, lo ada tanya gue. Gimana kalau tiba-tiba gue ketemu Samuel.”

Helena mengangguk pelan sebagai jawaban untuk pertanyaan Audrey.

“Gue ketemu dia tadi pagi. Di kantor.”

Helena langsung menatap Audrey dengan serius.

 “Lo tau kan sahabat lo ini bodoh banget. Gue suka sama Sam meskipun dia udah ada yang punya...”

Helena tampak ingin memarahi Audrey. Ia tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya satu ini. Bagaimana Audrey masih menyimpan perasaan kepada Samuel, sementara Samuel sudah menjadi milik orang lain.

“Dia itu pemilik hotel yang diajak kerja sama kantorku untuk acara gathering.”

“Dia siapa?” tanya Helena.

“Siapa lagi sih kalau bukan Samuel.”

“Ntar lo tanya lagi Samuel yang mana,” kata Audrey sambil memutar bola matanya, kesal.

“Hehehe, ga dong. Gue tau. Emang ada Samuel yang mana lagi yang lo suka.”

“Udah gue bilang, move on. Lepasin aja. Dia udah bahagia sama yang lain.”

“Iya. Gue udah berusaha move on dan lupain dia.”

“Tapi sekarang ada masalah bagi gue.”

“Karena kantor gue mau kerja sama dengan hotelnya Samuel. Terus, gue disuruh jadi penanggung jawab untuk kerja sama itu.”

“Lo bakal sering ketemu Samuel dong?”

Lihat selengkapnya