"Fi, lo nggak keterlaluan?"
SUARA Anggra memenuhi kamar Fiona, penuh ketidakpercayaan. Ia berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat di dada, menatap adiknya yang tengah tertawa sendiri sambil menatap layar ponselnya.
Fiona tidak menoleh, mengabaikan suara kakaknya. Ia tetap fokus menatap layar ponselnya, jemarinya dengan lincah mengetik pesan balasan di aplikasi yang sedang ia gunakan. Senyum puas terukir di wajahnya ketika melihat satu chat masuk dari seorang cewek yang hampir dua bulan ini match dengannya.
Jihan: Gue suka banget ngobrol sama lo, Anggra. Nggak nyangka ketemu orang kayak lo di sini.
Fiona menggigit bibirnya, menahan senyum. Matanya berbinar, menikmati percakapan yang terasa begitu seru.
"Fiona!"
Kali ini suara Anggra lebih keras. Ia menghela nafas panjang sebelum berjalan masuk ke kamar adiknya. Lalu tanpa aba-aba, Anggra meraih ponsel Fiona, ekpresinya seperti penuh tekanan.
"Bang!"
Fiona memprotes keras, namun terlambat.
Anggra menatap layar ponsel itu, matanya menyusuri chat demi chat, rahangnya mengatup semakin erat setiap kali ia membaca kata-kata penuh perhatian dan kekaguman dari seorang gadis bernama Jihan.
Ia mengangkat kepala, menatap Fiona tajam. "Lo nyamar jadi gue?"
Fiona mendongak dan tersenyum tanpa rasa bersalah. "Buat senang-senang aja, Bang. Nggak ada yang dirugiin juga."
Anggra mendengus. "Nggak ada yang dirugiin? Lo pake identitas gue buat main dating apps, Fi. Lo tau nggak itu bisa jadi masalah?"