Study(ing) Love

ceciliafs
Chapter #7

SL Tujuh

Detik demi detik pun semakin terlewati. Tidak terasa sudah 2 bulan lebih aku menjalani bimbingan belajar di tempat ini. Dan semakin kompak pula antara aku dan teman-teman Karin termaksud Nathan. Kami bahkan pernah hanya berdiskusi berdua saja sebab Karin ada urusan keluar dan teman-teman yang lain tidak terlihat. Jangan berpikir aku grogi karena jauh dari itu aku biasa saja. Aku sudah menganggapnya sebagai temanku. Ku akui dia termaksud teman yang sangat perhatian. Dia selalu menanyakan hal-hal yang menurutku kurang penting, seperti apakah aku sudah makan, belajarnya bagaimana, ya seperti itulah. Dari situ pula aku merasa sepertinya Karin sedang menjodohkan kami karena setiap dia menghubungi Karin pasti tujuannya adalah untuk berbicara denganku. Namun aku merasa itu adalah bagian dari rencana mereka karena bila Nathan yang menghubungi melalui pesan singkat aku sangat cuek. Ya, aku adalah tipe perempuan yang cuek. Hal seperti ini kan sebenarnya mengganggu konsentrasi belajarku dalam mengejar PTN. Karena itu makanya dia lebih sering menghubungi Karin dan menghubungiku hanya melalui pesan singkat saja.

Dan hari ini, malam ini kami masih di bimbel, kami sedang berdiskusi dengan tentor. Ya, karena berhubung hari yang kami tunggu-tunggu tidak sampai 1 bulan lagi. Jadi aku harus belajar lebih giat lagi agar persiapanku cukup untuk berjuang di medan perang nanti. Untuk itulah kami belajar lebih agar dapat mencapai apa yang kami harapkan yaitu masuk ke ptn yang kami inginkan.

Akhirnya selesai juga, aku sangat lelah. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Ini sudah larut untuk jam pulang anak sekolahan sebenarnya, tapi tak apalah. Yang menjadi masalah adalah malam-malam seperti ini tidak baik jika hanya berjalan berdua saja dengan Karin, mana kami berduanya perempuan. Ini sangat berbahaya. Ini yang cukup merisaukanku sejak tadi. Kami berjalan dengan teman-teman yang lain tapi itu sampai ke persimpangan jalan saja. Selebihnya kami harus berjalan lagi ke gang kost kami. Kost yang kami tempati letaknya cukup jauh dari tempat kami belajar. Demi keamanan makanya kami memilih kost yang cukup jauh kemarin. Begitu kami sampai di simpang gang, kami pun akhirnya berpisah dengan yang lain. Kulihat Karin sedang mengantarkan temannya naik angkotnya. Aku tersenyum sesaat ia melambaikan tangannya pada kami.

“Ayolah kita juga balik Rin, ntar makin malam. Gak enak juga sama ibu kost kita nanti,” ajakku pulang Karin. Ia mengangguk pelan.

“Yaudah, kami duluan ya,” pamit Karin kepada teman-temannya yang lain.

“Eh tunggu, kalian pulang berdua aja? Kost kalian dimana biar aku antar. Gak baik cewek jalan malam-malam gini,” tawar Nathan saat mendengar Karin berpamitan kepada yang lain.

“Gak usah Nat, ngerepotin elonya. Kita biasa kok jalan berdua aja” sanggahku menolak tawaran Nathan.

“Bener kata Nathan Ras, bahaya kalau cewek jalan malam-malam begini. Kita kan harus berjaga-jaga Ras,“ kata Irma. Bener juga kata Irma. Aku menatap kearah Karin. Ia hanya tersenyum dan mengatakan oke. Setelah berpamitan dengan yang lain, kami pun berjalan menuju ke kost. Kalau malam begini kondisi jalan menuju kost sangat sepi. Beruntung kami diantar Nathan, kalau enggak mungkin kami gak bakalan nyampe kost. Dan akhirnya kami sampai juga di kost. Karin masuk duluan tanpa menghiraukan Nathan yang sudah mengantar. Kebiasaan buruk Karin nih, harus segera diubah.

“Makasih ya udah dianterin sampai kost, maaf ya ngerepotin elo lagi. Gue makin gak enak sama eloa” ucapku. Ia hanya tersenyum.

“Gue gak merasa direpotin kok lagian gue seneng melakukannya. Ntar kalau elo ada apa-apa langsung aja hubungi gue ya, jangan ragu. Yaudah, langsung masuk sana gih, ntar elo masuk angin. Langsung mandi ya, jangan lupa makan juga ya. Gue balik dulu ya” pamitnya padaku.

“Yaudah, elo hati-hati ya. Ntar kalau udah nyampe kost jangan lupa kabari gue. Sekali lagi makasih ya, dan juga hati-hati dijalan. Bye” sambutku sambil tersenyum. Ia pun membalas senyumku dan segera pergi. Dia baik banget, mana perhatian lagi. Apa semua cewek diginiin dia, yang aku dengar dia care banget sama semua cewek. Gak gak, gak boleh. Harus fokus sama tujuan. Aku juga gak boleh berpikir yang enggak enggak. Mana mungkin dia suka sama aku kan hahaha lucu ! lupain aja deh Laras. Sekolah yang terutama. Ingat !!

***

Aku ada dilantai dasar bimbel, sedang belajar sendiri. Karin sedang masuk kelasnya. Jadi aku harus belajar juga dong, waktu yang ada harus digunakan secara baik. Aku tidak ingin menyesal dikemudian harinya nanti. Aku belajar sambil mendengarkan musik fovritkuku sebelum tiba-tiba headsetku diketuk oleh seseorang. Mengganggu saja. Aku pun menoleh kearahnya. Oo Dimas. Dimas??? Ngapain dia kesini. Ini kan bukan daerah kekuasaan dia.

Lihat selengkapnya