Suatu hari setelah makan siang, Hafni mengajak ngobrol istrinya di sofa. Napisa tak lagi suka melamunkan kehamilan serta mimpi buruk, seperti hari-hari sebelumnya.
"Sayang sini dong, Abang mau cerita... Tenang Sayang, Abang gak ke kantor lagi kok, jadi bisa lama-lama sama istriku tercinta. Itu loh, karyawan Abang ada urusan tentang pernikahannya. Iya si Uden mau nikah, udah melamar katanya. Abang suruh aja tuh buat persiapan-persiapannya, eh kok ceritain si Uden sih. Kan Abang mau cerita yang lain ini... kamu sih cantik banget, Abang jadi gak fokus ceritanya. Hahah," canda Hafni yang membuat Napisa tak bergeming.
Hafni pun kembali bawel. Kebetulan hujan deras tiba-tiba turun. Membuat Hafni minta dipeluk sambil bercerita. Napisa pun menuruti keinginan suaminya. Bahkan biasanya juga sering begini. Udah kebiasaan mereka, sering berpelukan. Kadang Hafni yang meminta, kadang Napisa dengan manjanya yang mau dipeluk.
"Nah jadi Abang mau cerita tentang buku barunya Me Ffulan Sayang. Ya itu loh penulis favorit Abang baru-baru ini. Beberapa buku juga udah Abang beli kan, kamu juga pernah baca. Ya walau enggak terkenal layaknya penulis profesional lainnya, tapi Me Ffulan bagus kok kalo menurut Abang."
"Tulisannya sederhana dan mudah dipahami. Kali ini genrenya drama, keluarga, dan romansa Sayang. Lebih serius, tak banyak komedinya. Judulnya, 'Kok Bisa Setia?'. Nah kalo sekilas liat judulnya kita bisa nebak-nebak tuh seperti apa isi tulisannya nanti. Abang pas baca endingnya, yakni alasan kenapa seorang suami itu bisa setia... beuh jadi baper dan terharu banget Sayang."
Sebelum Hafni lanjut cerita, ia meminta istrinya nanti sambil nanya di tengah-tengah cerita, biar Napisa tak tidur. Dan bisa ketahuan nyimak atau enggak. Tak lupa ia mau bikin air minum sendiri, Napisa langsung mau membuatkan air minumnya. Hafni bilang gak mau merepotkan istrinya mulu, jadi mau bikin sendiri.
Karena Napisa tak mau suaminya bergerak sendiri, jadi dia memutuskan berdua saja bikinnya di dapur. Hafni pun setuju. "Kamu kadang aneh Bang, biasanya kebanyakan suami itu minta bikinin air minum pada istrinya. Ini kamu mau bikin sendiri Bang," ungkap Napisa sedikit heran.
Hafni menjawab jika ia bukan tipe suami yang suka menyuruh-nyuruh. Kalo ia bisa sendiri ya kerjain sendiri, tanpa harus membebankan istrinya. Karena ia juga tau Napisa juga bisa capek, bisa kesal dan merasa terpaksa melakukannya jika banyak suruhan.
Setelah mereka membuat air minum bersama. Mereka pun kembali ke sofa. "Ya udah lanjut cerita Bang!"