Adam tidak kunjung bangun meskipun Cala sudah menepuk pipinya agak keras. Sepertinya laki-laki itu benar-benar mengantuk gara-gara menunggunya semalam. Tapi tidak bisa. Cala harus segera berangkat ke kantornya. Sedangkan Adam malah sulit sekali dibangunkan.
"Adam! Ayo bangun anak nakal! Aku harus segera berangkat ke kantor. Ayo cepat bangun!" Cala memukuli perut Adam yang kurang ajarnya sangat sexy.
Adam rajin berolahraga bersama ayahnya. Yah, hasilnya sangat memuaskan. Cala akui, badan Adam sangat bagus untuk ukuran laki-laki dewasa. Dia kadang malah jadi minder saat berdiri bersamanya, badannya jadi terlihat kecil karena Adam yang memiliki tinggi lebih dari 180cm sedangkan dirinya hanya 158cm. Sungguh menyebalkan.
"Sayang, kau ingin aku tendang?" bisik Cala di telinganya.
Adam melenguh sambil meregangkan badannya. Lalu tiba-tiba terdengar suara familiar yang membuat Cala berteriak marah.
"Yak! Kau ini menyebalkan, dasar jorok!" Cala menutup hidungnya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan lainnya memukuli Adam dengan bantal guling.
Adam bergeming masih dengan mata tertutup tidak merasa bersalah sama sekali. Dia bahkan tersenyum mendengar teriakan Cala. Ini bukan pertama kalinya Adam bersikap jahil. Dia sangat menyukai teriakan Cala. Lucu dan menggemaskan bagi Adam.
Tangan kekar Adam meraih Cala hingga istrinya itu jatuh tepat di atasnya. Barulah Adam membuka matanya menatap Cala sambil memamerkan cengirannya.
"Jangan teriak-teriak. Nanti jika ibu mendengarnya, dia akan berpikir kalau aku nakal."
Adam memasang muka memelas sambil sebelah tangannya bergerak mengusap pipi Cala. Perlakuan sederhana itu membuat Cala memerah. Suara serak khas laki-laki dewasa cukup untuk menyihirnya bagai mantra. Apakah yang di bawahnya ini masih Adam suaminya yang idiot?
Cala tersenyum manis tanpa di sadarinya. Dia membayangkan sosok tampan suaminya yang gagah dan sexy. Tapi sekilas dia langsung menyadarkan dirinya dari angan-angan tersebut.
Tiba-tiba ada ciuman cepat mendarat di bibirnya. Tubuhnya membeku sesaat dengan mata melotot terkejut. Karena tidak mau berpikir macam-macam, Cala hendak bangun dari posisinya yang ambigu. Tapi pinggangnya ditahan oleh tangan kekar Adam.
"Turunkan aku, kau akan mati sesak nanti!" omel Cala menutupi kegugupannya.
"Cala tidak berat. Aku sangat kuat tau!" Adam memamerkan otot tangan sebelah kanannya.
Cala tertawa. Adam memang tidak bohong. Dia sangat kuat. Tapi, sayangnya itu tidak berguna. Adam menggunakan ototnya hanya untuk bermain piano, main kejar-kejaran dengan asisten rumah tangga di rumah ini, atau yang paling sering untuk mengajak orang bermain gulat bo'ongan ala super Hero.