Blurb
Jang Dong Woo seorang aktor terkenal Korea Selatan. Kim Melodi seorang penulis lagu keturunan Indonesia, berkulit lebih gelap dan tidak bermata sipit. Melodi terobsesi mengunjungi Paris dan Venessia namun dilarang kedua orang tua. Dong Woo dan Melodi bertemu secara tidak sengaja di pasar Jagalchi, Busan. Dong Woo menyalahkan Melodi yang telah mengacaukan proses syuting. Melodi kecewa karena Dong Woo menghinanya sebagai perempuan tidak bernama sipit bermarga Kim.
Pertemuan kedua terjadi di Jalan Teheranno, Distrik Gangnam, Seoul. Dong Woo mengatakan Melodi mengikutinya. Melodi tidak tahu-menahu kantor K Manajemen, milik Kim Sang Sung, dan apartemen Dong Woo berada di sekitar itu. Melodi menerima penawaran Sarah Jung, sahabatnya, yang kasihan melihat Melodi menjadi pengangguran abadi setelah lulus dari pascasarjana bidang manajemen.
Slow Restaurant dahulunya sebuah kafe yang dikelola paman Sarah. Kafe itu bangkrut dan Sarah mengambil alih lalu mengubah menjadi restoran. Seorang pelayan yang disukai Sang Sung selalu menyeduhkan kopi terenak menurut Dong Woo. Dong Woo mencari tahu siapa perempuan itu dan ingin segera menjodohkannya dengan Sang Sung. Perdebatan kembali terjadi antara Dong Woo dengan Melodi.
Mulai dari kopi yang tidak enak sampai pertanyaan ke mana pelayan perempuan yang disukai Sang Sung. Melodi disalahkan oleh Dong Woo karena si nuna menghilang. Dong Woo dan Melodi sepakat melakukan pertarungan. Jika dalam waktu sebulan Melodi tidak dapat mendatangkan banyak pelanggan dan menu terenak, Melodi harus minggat dari Gangnam. Melodi setuju.
Melodi sering memutar aransemen musik yang ia ciptakan dengan gitar tua pemberian Appa. Dong Woo sangat menyukai aransemen lagu tersebut. Dalam keangkuhan, Dong Woo kembali terlibat debat panjang mengenai musik. Dong Woo tetap menganggap Melodi sebagai perempuan tak bermata sipit yang tidak bisa apa-apa selain mengacau situasi.
Dong Woo mengalami trauma masa lalu yang cukup rumit. Kedua orang tua Dong Woo tidak menginginkan lahirnya seorang anak laki-laki. Dong Woo diasuh oleh seorang pembantu dan dijadikan pembantu oleh kedua orang tuanya. Akibat sering mengalami kekerasan, Dong Woo sering dilanda ketakutan terhadap bentakan dan pukulan.
Rasa trauma itu kembali memuncak semenjak Dong Woo merasa dikhianati oleh manajer kemayu yang selalu menemaninya. Manajer kemayu itu meninggalkan Dong Woo setelah insiden di Busan. Masalah lain muncul saat orang tua kandung Dong Woo datang dengan sebuah pengakuan. Masalah lain datang dari Sang Sung, direktur itu menyuruh Dong Woo rekaman lagu baru.
Tanpa sepengetahuan Dong Woo, lagu tersebut adalah ciptaan Melodi. Begitu mengetahui lagu itu dari perempuan yang dibencinya, ketakutan dan kehilangan memuncak. Dong Woo mengurung diri di rumah karena ia takut melihat orang-orang.
Lagu ciptaan Melodi memuncaki tangga lagu di radio-radio dan Dong Woo diundang ke banyak acara musik. Sang Sung terus beralasan karena Dong Woo belum menampakkan diri. Sang Sung mengutus Melodi ke apartemen Dong Woo. Alasannya, karena Dong Woo membenci Melodi dan aktor itu akan membukakan pintu.
Usaha Melodi berbuah hasil. Melodi melihat sendiri ketakutan dalam diri Dong Woo. Melodi datang kembali di hari lain untuk memastikan penyakit yang diderita Dong Woo. Namun Melodi masih meraba-raba.
Melodi mengetahui penyakit Dong Woo saat kedua orang tua kandung Dong Woo ke restoran. Ketakutan Dong Woo memuncak dan mencari perlindungan di sisi Melodi. Setelah itu Melodi mencari tahu ke pembantu yang telah dianggap Ibu kandung oleh Dong Woo. Perempuan tua itu tetap tidak membuka suara secara gamblang, hanya memberi gambaran-gambaran umum saja dan Melodi dapat memahami akar permasalahannya.
Di akhir cerita, Dong Woo kembali merekam lagu yang diciptakan Melodi dan menggelar konser. Kedekatan antara keduanya terus terjalin. Dong Woo membutuhkan banyak dukungan Melodi untuk melupakan masalahnya. Sedangkan Sang Sung sudah mendapatkan dambaan hatinya, perempuan yang tidak diketahui namanya oleh Dong Woo ternyata teman dekat Melodi, Sandara Kwon. Dong Woo dan Melodi menutup kisah dengan berlibur ke Paris dan Venessia.