Gimana, Dam?” tanya Nirmala—Ibu Adam yang baru saja datang menghampiri anaknya itu.
Saat Adam menghubungi keluarga Lastri. Nirmala memang izin ke toilet, katanya mendadak ingin buang air kecil.
“Alhamdulillah, bapak dan ibunya Lastri akan segera ke sini,” jawab Adam. “Aku juga harus bertemu dengan dokter agar Lastri segera ditangani.”
“Mereka menyerahkan semuanya padamu?”
“Iya, Ma,” jawab Adam. Dan kebetulan sekali dokter yang sejak tadi menunggu Lastri di dalam. Keluar dan menanyakan keluarganya sudah datang atau belum. Karena pasien butuh penanganan segera. Walaupun dirasa sang pasien cukup bisa menahannya beberapa menit lagi.
“Lakukan tindakan operasi segera, Dok. Keluarganya sudah menyerahkan semua ini pada saya. Saya akan bertanggung jawab!” tegas Adam berwibawa.
“Baik, kami akan mengerahkan tenaga semaksimal mungkin menyelamatkan pasien bernama Lastri.” Sang dokter menatap wajah Adam dengan serius. Tanda meyakinkan.
Dokter itu gegas memanggil beberapa suster untuk segera membantunya.
“Lakukan yang terbaik, Dok.”
Dokter berperawakan tinggi itu, mengangguk pasti tanpa bicara apa pun, tanpa aba-aba dokter itu masuk dan segera menutup rapat ruang operasi.
Adam menghela napas lega. Pria itu gegas menghempaskan bokongnya di kursi tunggu. Syukurlah keluarga Lastri mempercayakan ini padanya.
“Dam kalau suaminya, sudah terhubung?” tanya Nirmala mengamati Adam dengan heran. Kelihatannya Adam begitu peduli sekali pada perempuan ini. Dan Nirmala dapat mengira anaknya itu memiliki perasaan pada perempuan yang telah memiliki suami itu.
“Sampai sekarang Aga sulit sekali dihubungi,” jawab Adam. “Mungkin saja ... mereka berdua sedang bertengkar hebat jadinya Lastri kabur dari rumahnya, dan terjadilah seperti ini.” Adam menebak, Namun Nirmala gegas menepis.
“Jangan menebak-nebak asal gitu-lah, Nak. Mamah nggak suka.”
“Iya, Mamahku tersayang. Maaf. Semoga keadaan Lastri makin membaik, ya, Mah.”
“Aamiin. Tapi kamu sedang tidak naksir dengan istri sahabat kamu itu sendiri-kan?” tanya Nirmala memancing anaknya agar berkata jujur.
Adam yang terkejut dengan pertanyaan ibunya. Hanya sedikit malu, pipinya tiba-tiba merah. Dan sejurus kemudian, pria itu menepis perkataan ibunya.
“Enggak-lah, Mah. Aku sadar diri juga kali Lastri sudah jadi istri orang.”
“Tapi kalau belum, kamu mau?” tanya Nirmala lagi. Perempuan itu masih saja berusaha menyelidiki.
Adam diam sesaat, kemudian buka suara. “Biar jadi rahasia Allah saja, Mah.” Lelaki itu langsung beranjak dari duduknya dan melangkah ke tempat tujuannya.