Suami Sempurna, Tapi Selingkuh

Titin Hartini
Chapter #1

Bab 1: Rangga dan Dewi

Pagi yang cerah di Jakarta. Matahari memancarkan sinarnya yang hangat di atas gedung-gedung tinggi, sementara hiruk pikuk jalan raya mulai terasa. Di salah satu sudut kota yang lebih tenang, sebuah rumah mewah dengan taman kecil yang tertata rapi menjadi saksi kehidupan sempurna keluarga Rangga dan Dewi.

Rangga, seorang pria berusia 40-an dengan wajah karismatik, sedang duduk di meja makan, mengenakan jas abu-abu yang sempurna terjahit. Di depannya, sebuah koran pagi terbuka lebar, tetapi pikirannya sudah melayang ke rapat penting di kantornya. Meski sibuk, ia selalu menyempatkan diri menikmati sarapan bersama keluarganya.

“Mas Rangga, kopi atau teh pagi ini?” tanya Dewi dengan senyum hangat sambil membawa nampan ke meja. Ia mengenakan gaun rumah sederhana, tetapi tetap terlihat anggun. Rambutnya terikat rapi, menunjukkan dedikasinya sebagai seorang istri sekaligus ibu.

“Kopi aja, ya,” jawab Rangga tanpa mengalihkan pandangannya dari koran.

Di ujung meja, dua anak mereka, Ardi(10 tahun) dan Nisa (7 tahun), sedang menikmati roti panggang dengan selai cokelat. Suara tawa mereka mengisi ruangan. Nisa yang cerewet terus menggoda kakaknya, sementara Raka berpura-pura tidak peduli.

“Ibu, hari ini aku ada pentas seni di sekolah,” kata Nisa dengan nada riang.

“Oh iya? Pentas apa, Nak?” tanya Dewi, langsung menaruh perhatian pada anak bungsunya.

“Menari tradisional! Aku jadi penari utama, lho!” jawab Nisa dengan bangga.

Dewi tersenyum lebar, lalu melirik Rangga. “Mas, bisa nggak hadir sebentar siang nanti? Nisa pasti senang kalau Ayahnya ada.”

Rangga menghela napas pelan. “Duh, siang ini rapat sama investor besar, Dek. Mungkin nggak bisa.”

Raut wajah Nisa berubah kecewa. “Ayah selalu sibuk. Setiap kali aku ada acara di sekolah, Ayah nggak pernah datang.”

Rangga merasa bersalah sejenak, tetapi buru-buru menutupi dengan senyum tipis. “Maaf ya, sayang. Tapi Ayah janji, minggu depan kita ke taman hiburan, oke?”

Dewi tidak berkata apa-apa, hanya mengusap lembut kepala Nisaa untuk menghiburnya. Meskipun ia tahu pekerjaan Rangga memang menuntut banyak waktu, dalam hatinya ia berharap suaminya bisa lebih hadir untuk keluarga.


Lihat selengkapnya