Bab 3: Godaan di Kantor
Siska mulai mendekati Rangga. Dengan kecantikan dan kelihaiannya, ia membuat Rangga merasa muda kembali. Senyumnya yang menawan, suara lembutnya, dan cara ia memberikan perhatian yang seolah tulus berhasil mencuri perhatian Rangga. Setiap pagi, Siska selalu menyambut Rangga dengan secangkir kopi hangat di mejanya, lengkap dengan ucapan selamat pagi yang penuh semangat.
“Pak Rangga, saya sudah menyiapkan laporan untuk rapat nanti siang. Apakah Bapak ingin saya periksa lagi?” tanyanya dengan suara manis, sambil menatap Rangga dengan mata penuh harapan. Rangga hanya tersenyum, merasa tersanjung dengan perhatian yang diberikan Siska. Sesaat, ia melupakan stres pekerjaannya.
Namun, tak butuh waktu lama bagi Siska untuk mulai melancarkan godaannya yang lebih terang-terangan. Ia sering kali memakai pakaian yang sedikit lebih berani ketika tahu Rangga akan berada di kantor. Ia juga mulai mengatur momen untuk berbicara berdua dengan Rangga, entah di ruang meeting atau di pantry kantor.
Suatu sore, ketika hampir semua karyawan sudah pulang, Siska mengetuk pintu ruangan Rangga. “Pak Rangga, saya masih di sini kalau Bapak butuh bantuan menyelesaikan sesuatu.” Nada suaranya terdengar genit, dan Rangga merasa ada sesuatu yang berbeda dalam cara Siska berbicara.