Dewi semakin menemukan dirinya. Dengan bisnis katering yang terus berkembang, ia tak hanya menjadi lebih sibuk tetapi juga lebih percaya diri. Kehidupannya yang semula dipenuhi kesedihan kini mulai dipenuhi oleh kesibukan positif. Setiap pagi, Dewi terlihat bersemangat, mengenakan pakaian rapi, menyapa tetangga dengan senyum lebar, dan mengatur segala sesuatunya dengan profesional.
Perubahan ini tidak luput dari perhatian orang-orang di sekitarnya. Tetangga-tetangga yang dulu mengasihani Dewi kini mulai mengagumi ketegarannya. Beberapa bahkan secara terang-terangan memuji keberaniannya untuk bangkit setelah apa yang terjadi.
“Dewi, kamu luar biasa. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa menjalani semuanya dengan begitu kuat,” ujar salah satu tetangganya saat membeli pesanan nasi kotak.
Dewi hanya tersenyum. “Terima kasih, Mbak. Semua ini demi anak-anak dan masa depan mereka. Mereka adalah kekuatan saya.”
Namun, perhatian yang paling mengejutkan datang dari tempat yang tidak ia duga — Rangga. Setelah sekian lama hidup bersama Siska, Rangga mulai merasa bahwa keputusan meninggalkan Dewi adalah kesalahan besar. Setiap kali ia bertemu teman-teman lamanya, mereka selalu berbicara tentang bagaimana Dewi telah berubah menjadi sosok yang mandiri dan sukses.
Suatu hari, Rangga melihat postingan media sosial tentang katering Dewi. Foto-foto menu yang terlihat menggugah selera, dipadukan dengan komentar positif dari para pelanggan, membuat Rangga terdiam. Ia tidak pernah menyangka bahwa Dewi, yang dulu ia anggap terlalu bergantung padanya, kini berdiri kokoh dengan caranya sendiri.