Suami-suami Seribu Dapat Tiga

riwidy
Chapter #2

Bab 2. Sebuah Quality Monologue

Pramita membanting pintu kamar utama, bukan dengan kemarahan membabi buta, melainkan dengan ketegasan seorang jenderal yang baru saja menyatakan perang. Hatinya bergemuruh, bukan karena sakit hati, melainkan karena letupan frustrasi yang telah dipendam terlalu lama. 

Kata-kata "suami seribu dapat tiga" masih menggema di telinganya, tapi entah kenapa, bukannya merasa bersalah, ia justru merasa lega. Sebuah katarsis pahit yang membuat dadanya sedikit mengendur penuh kelegaan.

Ia menjatuhkan diri ke tepi ranjang, merogoh ponsel di tas tangan mewahnya yang tergeletak di nakas. Jari-jarinya bergerak otomatis, membuka aplikasi pesan instan, lalu mencari grup khusus yang beranggotakan tiga wanita perkasa: "Istri-Istri Sabar (Eksklusif & Rahasia!)". 

Layar ponsel menyala, memantulkan wajah Pramita yang masih memerah. Ia menghela napas panjang, menekan tombol panggil video. Gea dan Sasmi, dua sahabatnya yang setia, langsung menjawab. Wajah mereka muncul di layar, satu per satu. 

Gea, dengan rambut keriting alaminya yang selalu berantakan tapi tetap menawan, tampak baru selesai menyusui bayinya, bibirnya mengulum senyum lelah. Sasmi, yang selalu tampil glamor meski di rumah, sudah mengenakan piyama sutra, wajahnya dipulas tipis.

“Astaga, Pramita! Kamu kenapa? Muka kamu merah banget, kayak kepiting rebus!” seru Gea, suaranya cemas.

Sasmi mengernyitkan kening. “Jangan bilang Danny bikin ulah lagi? Kenapa lagi kali ini? Dia lupa bayar listrik, ya? Atau malah ketahuan chat sama cewek lain?”

Pramita menggelengkan kepala, air mata yang tadi tertahan kini mengalir perlahan, bukan air mata kesedihan, melainkan kemarahan murni. “Lebih parah dari itu. Jauh lebih parah. Ini tentang… kecap asin.”

Gea dan Sasmi terdiam, saling bertukar pandang penuh kebingungan. Kecap asin? Pertengkaran hebat sampai Pramita menangis? Ini pasti ada sesuatu yang lebih dalam.

Lihat selengkapnya