… Surabaya, 1 April 2030
Jam 9 malam, aku terbangun di saat pintu kamarku terbuka, hingga cahaya silau dari luar kamar ikut masuk mengenai bidang penglihatanku.
“Mas?” aku spontan memanggil nama suamiku saat sosok itu masuk, seperti habis pulang dari kerja.
“Sayang, kamu belum tidur?” tanya suamiku.
“Udah sih tadi.. “ kataku masih terbaring di ranjang dengan posisi menghadap ke suamiku.
“Turn on the lamp (hidupkan lampunya),” perintah suamiku, dan setelahnya lampu di kamarpun menyala, membuat wajah suamiku menjadi jelas, tidak samar-samar lagi seperti tadi.
Lelaki berumur sama denganku, 30 tahun itu, tersenyum ke arahku sambil mencoba membuka satu persatu kancing kemejanya.
“Kamu pasti capek ya, Mas?” tanyaku.
“Enggak dong sayang… Capekku bakal luntur kalau udah ngelihat kamu,” kata suamiku mengembangkan senyumnya lagi.
“Ada-ada aja deh..” meskipun pernikahanku sudah berjalan 5 tahun, tapi rasanya masih seperti kesetrum saja jika sedang digodai oleh suamiku sendiri.
“Beneran lah sayang..” setelahnya suamiku membuka lemari, dan segera mengganti pakaian kantornya dengan piyama.
Aku mengernyit, jujur saja agak aneh saat tahu jika suamiku akan langsung tidur setelah ini.
“Umm.. Kamu mau tidur sekarang sayang? Gak makan dulu atau apa?” tanyaku.
“Iya aku mau langsung tidur aja,” jawabnya lalu mendekat ke ranjang.
Aku mengerjap, memiliki keinginan namun aku terlalu malu untuk mengutarakannya.
“M-Mas..?” tanyaku mendekatkan bibirku ke pundaknya yang sudah mendarat di ranjang.
“Hm?” tanya suamiku yang sudah memejamkan matanya saja.
“Eee.. lampunya belum dimatiin..” kataku.
“Turn off the lamp (matikan lampunya),” kata suamiku, dan setelahnya lampu pun mati, dan jadilah aku terpaksa mengurungkan keinginanku untuk melepas rasa rinduku kepada suamiku malam ini. Ya, aku memaklumi kalau dia sudah begitu capek karena telah bekerja seharian, maka akan ku jeda dulu hasrat malam ini.
Pagi hari, setelah aku membuka mata, tak kutemukan suamiku di manapun, yang kusimpulkan jika ia sudah pergi lebih awal karena urusan mendadak di tempat kerjanya.
Kurenggangkan badanku, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk menggosok gigi sebentar. Setelahnya aku turun, tanpa mandi pagi terlebih dahulu, karena cukup malas. Biasanya aku akan mandi, setelah jam 8.
Saat menuruni tangga, baru kutahu jika ternyata suamiku masih berada di rumah. Lelaki itu terlihat sedang duduk di sofa ruang tamu, dan seorang lelaki yang entah siapa berdiri di depannya.