Suami Terbaik

Rahmatul Husni
Chapter #2

Nyambung #2

Jika ada alasan kuat mengapa aku menikahi Pia selain karena Allah mentakdirkan demikian, that's because Pia nyambung diajak ngomong random things. Dia bukan tipikal cewek jaim banyak basa-basi, melainkan perempuan berkarakter kuat, mandiri, dan tidak manja. Ini kubutuhkan agar kelak kami bisa bekerja sama mendidik anak-anak.

"Ngeselin banget deh tadi aku baca artikel, katanya istri dan PSK sama aja. Sama-sama melac*rkan diri, bedanya yang satu dibayar rupiah sementara istri 'dibayar dengan mahar'." Ike misuh-misuh sambil mencomot dimsum yang terhidang. Kami berempat: Ike, Pia, aku dan Awang memang biasa ngobrol di kantin ini. Meski beda jurusan, tapi kami satu organisasi, jadi memang harus selalu rapat alias ngumpul.

"Mana, Ke, artikelnya?"

"Mending kamu nggak baca deh, Pia. Bikin naik tensi." Tapi si Ika tetap saja menyodorkan HPnya. Seriously, aku kadang menunggu komentar-komentar Pia. Tentang apa saja, bahkan tentang perlukah mempertahankan kebiasaan ngupil!

"Well, worldviewnya beda sama kamu, Ke, materialis. Cara pandang udah beda, ya nggak usah diambil hati. Perempuan menikah melakukannya bukan atas dasar materi, tetapi memenuhi hak dan kewajiban."

"Loh, bukan atas dasar cinta?"

"Cinta kepada suami/istri memang harus ada, tetapi perempuan shalehah melakukannya bukan sekadar cinta kepada suami melainkan kepada Allah. Kalau sudah Allah landasannya, memangnya masih ngarep balasan manusia?"

"Ntar.. Ntar, Pia, nggak nyambung di otakku omonganmu barusan." Yaelah, emang dasar Ike loadingnya lama!

Lihat selengkapnya