Suami titipan

Sriwahhh
Chapter #5

5. CHAPTER 5

"Harus nyari kemana lagi, si Ali?! Dari tadi muter-muter gak ketemu juga, pas gak dibutuhin gada, pas dibutuhin gak ketemu-ketemu," pasrah Aliyya.

Sambungnya. "Apakah dia sakit? Soalnya kemaren lusa ada telepon dari rumahnya bahwa Ali kecelakaan?! Oh Allah, semoga Ali baik-baik saja. Aamiin"

"Apa yang baik-baik saja?" tanya Rara yang sejak kapan dia berada dibelakang Aliyya.

"Oh, Allah. Apakah Rara mendengar pembicaraanku tadi?!" batin Aliyya mulai merasa tegang, hatinya berdetak kencang.

"Em, eh itu, eh ... anu, itu ... iya--

"Syuttt!!!" tangan Rara persis didepan hidung dan mulutnya Aliyya dan berkata, "Aku tau!! Jangan mengelak!"

"Ra?" 

"Sudah!! Aku masih ada urusan!! Kamu masih nyari Bang Ali? Tuh, disana!" kata Rara lalu menunjukkan suatu tempat yang disana ada Ali.

Aliyya melihat arah yang ditunjukkan oleh Rara, tetapi tidak ada. Rara malah meninggalkan Aliyya dengan sedikit tawaan.

"Ish, katanya ada Ali!"

"Apa? Lu, nyariin gua?" suara itu terdengar tepat dibelakang Aliyya.

"Ali?!" Aliyya memutakan kakinya lalu melihat Ali bersama Hadi dan beberapa temannya.

Tatapan sinis yang pertama kali Aliyya lihat. "Kenapa sih, sinis mulu ke Aliyya?!! Sebel!!"

Ali menarik napas panjang lalu mendekatkan wajahnya kedepan telinga yang telah tertutupi oleh kerudung yang Aliyya kenakan. "Emangnya kenapa? Masalah?!"

"Hrrr, ngeselin banget sih?! Kalo bukan karena dari pembina gak bakal aku ketemu sama kamu!!"

"Apa? Bilang aja lagi kangen sama gua?! Ya?? Karena gua izin tidak masuk sekolah dua hari. Haha!"

Tegas Aliyya membuat semua orang yang berada ditempat tersebut tertuju padanya, "BUKAN!!"

Ali mengangkat pundaknya, membuat kedua halisnya berdekatan dan mendekati Aliyya. "Apalagi?"

Aliyya tertunduk kesal dan berkata. "Ini, ada beberapa lembar kertas yang harus kamu tanda tangan, kalo enggak nanti aku kena SP karena aku telat ngabarinya ke kamu, abisnya aku panggil-panggil gak nyaut-nyaut." Aliyya cemberut membuat pipinya membulat.

Kenapa cantik banget sii, kalo lu kayak gini, Aliyya. batin Ali.

Aliyya masih mematung dan masih menyodorkan beberapa lembar kertas sedangkan mata Ali membulat dan senyuman terukir jelas diwajahnya.

"WOIII!!!"

Hadi membuyarkan pikiran Ali dan sedikit menampar pipi Ali yang mulai mengapung. 

"Apaan sih, Lu?" Tegas Ali membuat Hadi tertawa.

Aliyya masih terdiam dan membuat tangannya pegal karena lembaran tersebut belum saja diambil oleh Ali.

"Kenapa Lu, senyam-senyum sendiri?! Tentu saja, pasti Lu terkesima oleh sikap Aliyya, 'kan?" ejek salah satu temannya.

"Untung gua ketua yang baik hati dan tidak sombong kayak lu, sini mana?" 

Tanpa pikir panjang, Aliyya memberikan lembaran tadi kepada Ali.

"Ali berubah banget sih?! Padahal dulu baik bangett kayak malaikat sekarang galak banget kayak-- eitss!" batin Aliyya.

"Sini!!" kata Ali kepada Aliyya lalu mendekati Ali.

"Napa lu deket-deket!! Sana! Sana!"

"Katanya tadi kesini?!" Aliyya menghela napas cepat.

"Maksud gua, proposal yang lu pegang ditangan kanan! Cantik!!"

DEG.

Jantung Aliyya berdetak kencang, dan membuat badannya lemas. Ali merasakan hal yang sama, tetapi murni yang ia katakan tadi tidak bermaksud mengejek tetapi terlontar begitu saja.

Mata Ali tertuju pada propsal tersebut lalu mengambilnya dari genggaman Aliyya. "Jangan ge'er!! Yang cantik sampul prososalnya bukan lu." Ali mengelak.

Aliyya menghembuskan napas kencang.

"Kenapa lu?" tanya Ali lagi.

"Em, itu, ahh, ini."

Sebenarnya Aliyya makin kesal saja dengan Ali, karena perilakunya yang kurang mengenakan kalau bukan karena tugas dari OSIS, pasti ia tidak akan mau bertemu lagi dengan Ali.

Lihat selengkapnya