KEDAI HIROSHI RAMEN.
Hiroshi Ramen adalah sebuah Kedai Ramen yang sudah berdiri sejak puluhan tahun ini tidak pernah sepi akan pengunjung. Kedai yang buka pada jam makan siang seperti ini akan selalu ramai. Seperti hari ini Kedai begitu ramai akan pengunjung. Semua karyawan sibuk melayani pelanggan. Salah seorang pelanggan dengan pakaian kasual mengenakan kacamata memasuki kedai dan langsung menempati kursi yang berada di sudut ruangan. Dia mengangkat tangan, salah seorang karyawan langsung menuju ke arahnya.
“Menu seperti biasa ya, dan minumnya juga seperti biasa.” Ungkap lelaki tersebut kepada karyawan dan tersenyum.
“Baik Pak, tunggu sebentar ya.” Ucap sang karyawan dan berlalu pergi.
“Ayumi menu seperti biasa untuk meja nomor Sembilan.” Ungkap salah seorang karyawan yang bernama Bagus. Ayumi segera masuk ke dalam dapur dan menempelkan kertas pesanan.
“Yumi, memangnya dia biasa makan disini ya?” tanya Keiko menghampiri Ayumi yang sedang memperhatikan setiap pengunjung.
“Eh, Ka Keiko, iya dia sering datang makan disini, hampir setiap hari, bahkan terkadang bisa berjam jam.”
“Ka, aku bisa minta tolong ndak?”
“Mau minta tolong apa Yum?”
“Bisa ndak Kakak antar pesanan nomor Sembilan, Yumi sakit perut Ka.” Ujar Yumi sambil menunjuk ke arah meja nomor Sembilan.
“Oke, nanti biar aku yang bawa.”
“Makasih banyak ya Ka.” Yumi pun bergegas meninggalkan Keiko yang masih menatap meja nomor sembilan.
Selang beberapa menit pesanan pun datang, Keiko langsung mengantarkannya. “Permisi, ini pesanannya Pak.” Sang lelaki yang mendengar seseorang memanggilnya Pak langsung menengadahkan kepala dan melihat seorang gadis bermata sipit sedang tersenyum ke arahnya.
“Eh, iya makasih ya.” Jawab lelaki tersebut ramah.
“Kamu pegawai baru ya disini?”
Keiko bingung dengan pertanyaan yang disampaikan oleh lelaki berkacamata ini, ia pun menganggukan kepala dan tersenyum. “Pantes saya tidak mengenali kamu.” Ujarnya lagi.
“Kalau begitu saya permisi Pak.” Pamit Keiko. Sang lelaki pun tersenyum kemudian kembali menatap laptop miliknya.
Jam makan siang hampir berakhir, beberapa pengunjung yang notabene pegawai kantor dan para pekrja ini pun sedikit demi sedikit mulai meninggalkan Kedai. Terlihat beberapa karyawan mulai membersihkan meja dan merapikan beberapa peralatan makan.
Hanya tinggal beberapa orang yang masih setia melahap santap siangnya dan ada juga yang masih ingin bersantai dan bersenda gurau. Lelaki berkacamata yang sedang asyik dengan laptopnya pun enggan beranjak dari tempatnya.
Tiba tiba lelaki tersebut mengangkat tangan, ayumi pun menghampiri “Saya pesan lagi menu seperti tadi tapi toppingnya ayam sama telur rebus.” Ayumi dengan sigap pun mencatat pesanan dan segera berlalu.
Lelaki tersebut merenggangkan otot ototnya sambil melihat ke seluruh arah Kedai, tiba tiba bola matanya terhenti pada seorang gadis bermata sipit sedang tersenyum menampilkan kedua lesung pipinya.
Ayumi pun datang dengan sebuah paperbag bertuliskan Hiroshi Ramen, “Ini Pak pesanannya.” Sambil menyerahkan pesanan dan membuat lelaki tersebut mengalihkan pandangannya. “Makasih ya.” Langsung menutup laptop dan meraih tasnya, berjalan menuju kasir.
Selesai membayar, lelaki tersebut menyapa Keiko yang sedang asyik dengan ponselnya “Hai,” sapa lelaki tersebut. keiko yang tidak menggubris karena keasyikan menatap layar ponsel pun dicubit oleh Ayumi “Aww, sakit” Keiko pun menoleh dan mendapati wajah lelaki berkacamata tengah menatapnya seraya tersenyum.
“Hai,” ucap lelaki tersebut.