Ayana sengaja memutar kedua bola matanya dan melihat sekeliling. “Hantu kali ya.”
Chika mengangguk berkali kali “Iya juga kali ya, iya benar itu hantu gentayangan yang bernama Ayana Hadikusuma.”
Tak ambil pusing dengan ucapan Chika, Yana pun beranjak menuju toilet dan ketiga lelaki yang sedari tadi memasang radar pendengaran pun terkekeh geli mendengar ucapan sang sekretaris.
“Hadikusuma? Gue kayak pernah dengar nama itu.” Ucap Kevin terlihat berpikir.
“Sorry gue nggak tahu.” Jeno mengangkat telapak tangannya sambil menggeleng.
“Permisi, ini pesanannya.” Ucap Ayumi menaruh mangkok yang berisi ramen dengan toping komplit kepada ketiga lelaki tersebut.
Ayumi hendak beranjak pergi, tetapi Dika dengan cepat bertanya “Keiko kemana ya?” dengan ekspresi ragu ragu.
Ayumi mengerutkan keningnya sesaat kemudian tersenyum membalas “Ka Keiko lagi di belakang Pak, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ayumi dengan nada kental khasnya.
Dika menggaruk leher yang tidak gatal “Nggak saya Cuma ingin bertanya saja.”
“Oh, baiklah Pak kalau begitu saya permisi.” Ayumi sudah pergi tetapi mata Dika masih saja mengedarkan pandangannya ke seluruh arah.
“Hari ini gue benar benar lagi di kelilingi sama orang yang lagi jatuh cinta.” Celetuk Jeno yang tengah menatap kedua sahabatnya intens.
Yang di pandang pun mengalihkan pandangan mereka dan fokus pada makanan yang sudah tersaji di atas meja.
Selang beberapa menit Keiko dan Chika datang menghampiri Yana dengan membawa semangkuk ramen.
“Lo berdua kemana sih? Gue udah jamuran nih disini.” Ayana merengut kesal.
“Gue tiba tiba aja sakit perut, makanya lama, harap maklum.” Chika terkikik.
“Ya udah, kalian makan dulu ya. Gue masih ada urusan nih.” Keiko langsung bergegas meninggalkan kedua sahabatnya dan langsung menuju meja kasir.
Sesampainya Keiko di meja kasir, Yumis udah bersiap siap untuk pergi. “Ka, nanti minta tolong bilang sama Ibu, kalau saya sama Boni yang antar.” Ucap Yumi.
“Ya udah hati hati.”
Selesai makan siang, Chika serta Ayana pun berpamitan pada Keiko. Setelah kepergian Chika, datanglah Jeno untuk membayar “Keiko?” tanya Jeno tersenyum.
“Iya, saya sendiri.”
“Oh iya, disini bisa pesan lunch box?”
“Bisa Pak,”
“Oke, ini kartu nama saya.” Jeno menyerahkan sebuah kartu nama kepada Keiko, begitupun sebaliknya Keiko juga menyerahkan kartu nama Kedai Hiroshi Ramen.
“Terima kasih.”
Keiko tersenyum membalas Jeno.
****
Suasana kantor Free Style sedang ramai, beberapa pegawai yang sedang berada di pantri sibuk bergosip lantaran mengetahui sang pimpinan masih single.
“Bos itu tipe lelaki idaman setiap wanita, senang banget deh yang jadi sekretarisnya.” Ujar salah seorang pegawai wanita dengan gaya centilnya.
“Emangnya lo dulu lamar jadi apa disini?” tanya seorang lelaki yang sedang menyesap kopi.
“Gue lamar jadi sekretaris tapi katanya udah ditempati, sayang banget tahu.” Ujar wanita tersebut sedih kemudian berlalu meninggalkan pantri.