"Hana aku sudah mengatakan pada ayahmu tentang pernikahan kita" Bisik samudra kepada hana yang saat itu membakar kalkun.
"Semoga keajaiban berpihak pada kita sam" Ia tersenyum.
"Hai.. Kamu akan menginap di sini untuk beberapa hari?" Sona menghampiri samudra dengan tatapan dingin dan sedikit sinis.
"Ya, tentu saja perjalanan kita sangat jauh apakah aku perlu menyewa tempat untuknya?" Hana sedikit meninggikan nada suaranya.
"Tidak perlu hana aku sudah mempersiapkan kamar untuknya, sudah aku siapkan dari kemarin sore. Mmm.. Maksudku baru saja aku siapkan." Tak sengaja sona berkata demikian seakan ia tahu kedatangan mereka.
Beberapa saat kemudian...
Hana dan samudra saling menatap wajah seolah-olah bingung dengan ucapan ibu tirinya. "Hana aku perlu minuman bersoda dengan es batu, apakah ada di dalam dapurmu?" Ia mengangguk "Di belakang taman lalu belok kiri" Dixon berjalan menuju dapur lalu menyenggol sona yang saat itu sedang membawa perlengkapan makan. Tatapan mata sona seperti menyala berubah kebiruan nan merah menyala, sorot matanya membuat dixon tak nyaman.
"Maaf sona.." Ujar dixon sambil melangkahkan kakinya.
Sona terus memperhatikan dixon beberapa menit lalu mengikutinya, "Apa yang kamu cari?" Sona sudah berada di belakangnya.
"Aku mencari minuman soda, maaf apakah kamu tahu dimana ia menaruhnya."
"Rak lemari es, bawah."
"Ohh ya ini, terima kasih." Dixon berjalan keluar lebih dulu lalu duduk di kursi depan sambil menuangkan air minuman bersoda ke dalam gelas di tambah dengan sedikit es.
Samudra, hana, dixon dan ayahnya berkumpul di satu meja yang sama. Menikmati kalkun panggang dengan sedikit saus tomat. Sementara sona sibuk mencari kunci gudang bawah tanah. Lalu menaruhnya di dalam saku celananya.
"Sam, tinggallah beberapa hari di rumahku nikmati pemandangan di pantai dan beberapa makanan asia." Ujar jedi sambil meneguk minuman.
"Aku rasa beberapa hari saja, aku ada urusan penting menemui ayahku. Terima kasih jed." Lalu tersenyum manis.
"Jawaban yang sudah aku ketahui" Jedi tertawa dan menepuk bahunya.
Malampun tiba hana dan samudra berkeliling pantai yang cukup jauh dari rumahnya, membutuhkan dua jam sampai di sana.
Alex yang saat itu sendirian berada di villa yang sudah di sita oleh bank, terlihat sangat stress dan termenung di bawah tangga.
"Aku semakin gila, ya gila karenamu dan villaku. Kehilangan semuanya." Teriak alex seperti putus asa. Lalu mengeluarkan sebutir mutiara dari saku kemejanya, ia melihat mutiara itu sangat dekat.
"Lihatlah hana, aku berada dekat dengan bulan kamu suka?" Alex membuang mutiara itu ke kolam ikan, tiba-tiba air kolam berubah bening dan bercahaya. Ia terkejut lalu berjalan ke arah kolam dan menundukkan kepalanya. Terlihat wajah hana dan samudra tersenyum lalu air itu berubah warna menjadi gelap.