Satu jam berlalu hana menghabiskan satu gelas jus mangga, topinya sedikit menutup wajah sambil menundukkan kepala. Alex memeluknya dari samping, sambil memainkan sedotan. Menikmati pemandangan bersama hana mengenang masa lalunya. Tetapi penuh kehati-hatian ia menyimpan senjata api untuk melawan samudra saat terdesak.
"Hana, nikmatilah pemandangan yang indah ini. Lihatlah" Menaikan dagunya.
"Ya aku suka seperti berada di tempat asing yang tak ku kenal sebelumnya." Sahut hana sambil tersenyum tipis lalu memperbaiki topinya.
"Ini tempat kita dimana saat itu aku berlutut padamu" Pelukannya semakin kencang.
"Aku ingat memberikan mawar berwarna putih" Bibirnya sedikit kaku.
"Kamu melupakan kenangan kita, baik. Kita pergi dari tempat ini." Menarik tangan hana cukup kasar. Kemudian mendorongnya ke dalam mobil jok depan.
Brakk... Suara pintu mobil, alex mengemudi sangat kencang hingga hana memohon, "Maafkan aku alex" Sambil meraih tangannya, namun menyingkirkan. "Diam hana, aku muak dengan pria itu. Setelah kamu mendekatinya dengan mudahnya melupakanku. Dimana perasaanmu." Teriak alex sambil menekan klakson.
Ia melaju kencang menyusul beberapa mobil di depannya, "Dengarkan aku alex, jika saja malam itu tak ada perempuan yang memelukmu. Aku akan terus berada di sisimu. Lalu, apa salahku?" Alex hanya diam wajahnya penuh emosi.
Pagar rumah otomatis terbuka dengan sendirinya, lalu memarkirkan mobilnya di garasi ruang bawah tanah.
"Keluar hana, pergilah ke kamar" Teriak alex.
Ia nampak kecewa dengan perilaku hana yang berubah, "Pria brengsek" Sambil memecahkan cermin yang berada di tembok dekat tangga. Lalu masuk ke dalam kamar duduk terlentang menyandarkan tubuhnya di sofa. Hana yang melihat tangannya berdarah merasa iba kemudian membawakan obat-obatan, ia membersihkan luka lalu menutup tangannya dengan perban. "Jangan lakukan itu lagi alex" Memeluknya.
Wajah marahnya berubah tenang dan tanpa basa-basi merangkulnya lalu mengecup hana hingga mereka tertidur di atas sofa, alex yang terbangun dari tidurnya setelah 4 jam berlalu. Berjalan ke ranjang lalu menyelimuti hana yang tertidur lelap di sofa yang lebar.
Ia mengelus rambutnya menaruh kepala di atas pahanya, "Hana aku tak menyukai perempuan itu, percayalah padaku. Hanya kamu yang ada di hatiku, selamanya." Lalu ia membuka ponsel mencari album photo bersamanya saat di pantai, bandana mutiara yang ia kenakan membuat alex tersenyum, benda kecil yang menyatukan mereka saat itu. Awal perkenalan yang tak mudah di lupakan.
Suara bell berbunyi..
Alex mengecek cctv pada ponselnya terlihat dua pria berpakaian polisi sudah tepat berada di depan pintu, "Shit.. Mereka menghubungi polisi" Ia langsung mengangkat tubuh hana memindahkannya ke satu ruangan rahasia di lapis kaca modern yang dapat berubah seperti tembok. Ruangan serupa seperti di kamar, ia turun melangkah demi selangkah ke bawah tangga ruang bawah tanah. Menaruhnya di atas ranjang berlapis emas putih, lalu menutup pintu kaca itu menggunakan pin. Seketika ruangan tersebut berubah seperti tembok putih. Tangga yang berada di dalam kamar tertutup menyatu dengan lantai.