"Sam, hana di sebelah kamar kita" Teriak dixon sambil membuka pintu. Ia bangun dari tidurnya lalu berjalan keluar halaman terlihat mudah melewatinya ia bisa melompat ke kamarnya.
"Jangan sekarang, pria itu bersamanya. Tunggu saja waktunya. Aku akan mengawasi mereka."
"Aku tak sabar bertemu dengannya" Lalu masuk ke dalam merencanakan strateginya.
Dixon berada di ruangan bawah dekat pintu keluar memperhatikan satu persatu orang yang datang dan keluar dari pintu, terlihat alex berjalan keluar dengan celana pendeknya dan kaus berwarna putih.
"Hallo.. Sam, pria itu keluar dari hotel tanpa hana" Ujar dixon, lalu telepon terputus.
"Perhatikan langkahmu sam, hati-hati" James mengawasinya di dekat pagar pembatas. Ia merayap melangkahkan kakinya ke samping secara perlahan, lalu naik melompat. Hana yang berdiri di depan jendela tercengang, lalu menangis memeluk samudra.
"Sam, tolong aku. Bawa aku pergi kumohon cepatlah, dia akan datang. Selama bertahun-tahun aku terkurung bersama anakku."
"Hana maafkan aku, sekali lagi maafkan aku telah membuatmu tersiksa seperti ini." Meremas rambutnya dengan lembut, pelukannya semakin kencang.
"Ini bukan salahmu, aku tak bisa keluar dari kamar ini. Lihatlah anakku. Ia sangat ketakutan" Perempuan kecil bernama safira sembunyi di balik gorden. Lalu mendekati samudra memeluknya, ia seperti nyaman berada di dekatnya.
"Tolong aku ibuku om" Ujar safira sambil menyentuh tangannya.
Samudra mencari cara keluar dari hotel, james melemparkan sepaket alat peluncur di ketinggian. Samudra dan james mengikat tali di pagar pembatas yang cukup kokoh. Anak tersebut akan di ikat lalu di dorong meluncur karena berat badannya yang ringan.
Safira sampai di kamarnya lalu samudra dan hana berjalan selangkah demi selangkah, akhirnya mereka sampai di tempat.
5 menit kemudian dixon membuka pintu lalu mereka berjalan cepat meninggalkan hotel.
Malam itu alex berontak teriak sangat kencang pemilik hotel masuk ke dalam kamarnya yang merupakan saudaranya, "Aku butuh cctv, siapa yang membawa pergi hana dan anakku" Lalu duduk dan mengacak rambutnya.
"Cepatlah kita lihat siapa mereka" Berjalan masuk ke ruangan rahasia, seorang pegawai pria mengecek cctv kemudian melihat tiga pria berjalan keluar bersama mereka, berpakaian serba hitam menggunakan topi, kacamata hitam dan masker. "Wajah mereka tak terlihat sama sekali." Ujar pegawai bertubuh besar.
"Baiklah, sudah cukup aku tahu siapa mereka. Pasti membawa hana pulang ke rumah ayahnya." Lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
2 jam berlalu..
Ia sudah berada di airport raut wajahnya tampak kusut, tak ada satu orangpun duduk di sebelahnya. Setelah lama menunggu jam terbang akhirnya ia masuk ke dalam pesawat.
Hana dan safira tersenyum bahagia menikmati lautan, bulan terlihat lebih terang nan indah. "Ibu aku bebas seperti burung yang terkurung di dalam sangkar." Samudra memeluk safira sambil jongkok memberikan beberapa permen untuknya.