Keesokan harinya hana berjalan meraih apapun yang ia temukan di sisi pantai, bersama utara yang tengah duduk di dekat pohon.
Ia sedikit batuk karena menghisap rokok cukup banyak, lalu duduk di atas pasir. Beberapa mutiara terbawa ombak lalu hana meraihnya. Sekejap ia teringat sesuatu yang indah dalam benaknya.
"Aku merasa tenang" ujarnya sambil menatap lautan yang berwarna biru juga langit-langit yang tampak indah.
"Sudah merasa puas menikmati lautan ini" utara mengecup rambutnya.
"Ku rasa sudah cukup" sahut hana sambil menyimpan mutiara ke dalam saku roknya.
"Kita kembali rumah sekarang lihat matahari mulai terbenam" mereka pergi berjalan perlahan, hana menoleh ke cafe yang cukup ramai pengunjung. Sekejap ia menutup mata namun utara langsung berbisik padanya. "Jangan menutup matamu itu hanya fatamorgana" sontak membuatnya terkejut.
Dua jam kemudian ia tiba di rumah utara yang megah. Penuh dengan para pengawal. "Aku tinggal sebentar ada keperluan mendadak" ujar utara masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan kelompok duyung.
"Kalian mendapatkan apa yang kalian kerjakan" bertepuk tangan lalu membagikan berlian cukup banyak kepada mereka.
"Pangeran utara aku ada pertanyaan jika berkenan bolehkan aku bertanya" ujar salah satu duyung.
"Apakah sebaiknya kita kembalikan hana pada samudra. Aku teringat raja laut venus yang menitipkannya padaku sebelum ia mati."
"Maksudmu" teriak utara kedua alisnya terangkat lalu melemparkan gelas pada tubuhnya.
"Maaf pangeran aku sudah katakan padamu sebelum merebut puteri hana tetapi saat itu kamu sibuk merencanakan makhluk raksasa itu keluar dari persembunyiannya"
"Ingat aku tak akan mengembalikan hana pada samudra sebelum ibuku memaafkan venus. Kalian tahu dia sakit hingga saat ini memikirkan kejahatan ibunya"
"Baik-baik pangeran izinkan aku pergi dari tempat ini" pria berambut kuning itu pergi dari ruangan namu di hadang oleh utara hingga terbelah dua.
"Buang dia ke lautan" teriak utara sambil berjalan ke luar.
"Pria yang tak beruntung akan aku bunuh siapapun yang menentangku" menoleh ke belakang lalu melanjutkan perjalanannya.
Hana berendam seluruh tubuhnya di atas bathtub sambil memainkan mutiara menggunakan ke dua jarinya.
"Aku merasa dekat dengan seseorang yang tak tahu itu siapa hanya melihat mutiara yang kecil ini"
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, kemudian utara masuk ke dalam kamar mandi terdiam sejenak lalu menutup pintu.
"Maafkan aku hana. Tak sengaja melihatmu berada di sana"
"Tak apa sebentar lagi selesai" menaruh mutiaranya di sisi bathtub.