Utara keluar dari tempat persembunyian itu lalu cahayanya menghilang sekejap. Ia berjalan mendekati hana kemudian menabur semua serbuk ke seluruh wajahnya. Dengan tujuan melupakan samudra selamanya.
Saat itu terdengar suara gemuruh angin asap berwarna biru terang menutupi semua kamarnya. Berusaha menghilangkan asap itu dengan kekuatan sihirnya namun tak membuahkan hasil. Lalu ia masuk ke dalam ruang tersembunyi itu tanpa membawa hana.
Asap itu berubah menjadi cahaya terang sosok pria bertubuh besar seperti duyung meniup hana yang tertidur. Ia tetap tak sadarkan diri hingga akhirnya asap yang menyerupai sosok duyung menghilang.
Beberapa saat kemudian utara datang mengangkat tubuhnya lalu memindahkan hana ke pintu bercahaya itu. Ia mengusap keningnya seketika sadar dari tidurnya.
"Utara" ujarnya lalu tersenyum sambil menyentuh tangannya. "Aku berada di mana" ke dua bola matanya tertuju kepada pohon tinggi yang penuh dengan buah apel.
"Ini tempat persembunyianku ketika seseorang menyerang" Hana berdiri lalu berjalan mendekati pepohonan ia ingin meraih pohon setinggi 10 meter. "Bisakah memberiku apel merah itu" utara tersenyum lalu mengangguk.
Ia mengucapkan sesuatu dengan sergah kemudian beberapa apel jatuh ke bawah. Ia segera menangkapnya. Berjalan sedikit lalu memberikannya pada hana.
"Terima kasih" menggigit apel sambil menutup mata rasanya ia mengenal seseorang yang terlintas melewati pikirannya. Ia semakin mengkerutkan kedua matanya.
"Buka matamu" menepuk bahunya lalu mengecup hana. "Apa yang kamu pikirkan sayangku" hana hanya menggelengkan kepala.
Sambil mengajaknya berjalan berkeliling tempat ia menunjukan satu sungai yang indah bercahaya menyinari langit yang berwarna putih kebiruan.
"Sangat indah" hingga apel yang ia pegang lepas jatuh ke bawah. Ia berlari mendekati sungai itu sambil mengangkat gaunnya yang panjang.
"Untuk pertama kalinya melihat tempat seindah ini" beberapa burung berwarna keemasan hinggap di atas pohon.
Kemudian burung itu terbang mendekatinya, utara melihat ketenangan dalam hatinya setelah mengenal hana sejauh ini. Namun hatinya sulit menerima ia hanya merencanakan niat jahatnya membalas perbuatan venus.
Sejak saat itu venus mengubah ingatan hana sebagai perempuan yang anggun namun berbeda dengan hana yang ia kenal sebelumnya untuk mengelabui samudra.
"Sebaiknya kita kembali" ujar utara meraih tangannya yang sedang bermain dengan beberapa ikan berwarna putih di sungai itu.
Hana menariknya hingga terjatuh ke dalam sungai. "Hana aku tak mengajakmu
berenang" kemudian memeluk utara sambil mengayuh ekornya, berjalan perlahan mendekati bunga yang tumbuh di bebatuan sisi sungai. Memetiknya perlahan di berikan pada utara.
"Aku mencintaimu" ujar hana sambil memeluknya. "Ya hana aku juga" sedikit gugup.
Wajahnya seperti di tarik kilauan cahaya. Utara yang tampan bermata hijau memeluknya sedikit kaku. Mereka menghabiskan waktu bersama di sungai di temani beberapa ikan.