Selesai memperbaiki mobilnya ia mempersilahkan hana menyalakan mesin mobil. "Tunggu jangan pergi kemanapun. Sebentar aku seperti mengenalmu" mendekatkan kedua matanya pada wajah samudra hingga ia salah tingkah.
"Ah bukan siapa-siapa" berjalan masuk ke dalam mobil. Samudra merasakan hatinya tertarik ketika ia mendekatkan wajahnya.
"Mobilku sudah menyala terima kasih. Siapa namamu" ujar hana mendekatinya lalu menyodorkan tangan.
"Samudra" berjabat tangan "Namaku hana" ia semakin terkejut mendengar namanya. "Kamu terlihat aneh" ujarnya sambil berjalan masuk ke dalam mobil lalu menginjak gas. Samudra yang berada di depan berjalan ke samping menatap mobilnya yang melaju kencang.
"Mustahil hana berubah seperti perempuan di kota lerven. Rambutnya berbeda dan menggunakan warna bibir yang cukup terang bahkan warna matanya biru" bergumam dalam hatinya lalu masuk ke dalam mobil.
Hana sudah berada di dalam rumah berteriak pada pengawal kemudian duduk menyandarkan tubuhnya di halaman. Sambil membawa ponselnya mencari tempat indah di kota lerven.
Utara datang memijat pundaknya, "Dari mana saja seharian ini" lalu duduk di dekatnya. "Lihat rambutku baruku" melepas ikatan mengibaskan rambutnya yang bergelombang. Utara menelan ludah menatap wajahnya terpukau dengan kecantikannya.
"Rambutmu sangat menarik cocok dengan wajahmu yang cantik" lalu pergi meninggalkan hana namun ia mengikutinya hingga masuk ke dalam kamar.
"Apakah kamu sibuk" memeluknya dari belakang. "Aku harus pergi ke luar bersama pengawal" berpura-pura menghindar dari hana yang terlihat agresif.
"Bolehkan aku ikut bersamamu" ujar hana dengan suara yang mendayu-dayu. "Tidak hana istirahat saja di rumah" kemudian utara berjalan membuka pintu dan pergi menggunakan mobilnya.
Hana yang merasakan kesepian duduk termenung di atas ranjang yang megah. Ia membuka gaunnya lalu mengganti warna gaunnya berwarna putih keemasan.
Ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang sambil memikirkan sesuatu yang ia sendiri tak mengerti.
Hana bermimpi bertemu seorang pria yang memperbaiki mobil hadir dalam mimpi indahnya. Ia tersenyum memeluk samudra kemudian membawa hana ke suatu tempat yang indah bersama kuda putih. Memetik buah pir berwarna kuning kemudian membawa satu keranjang buah-buahan itu ke dalam rumah berbunga wanginya semerbak.
Samudra mengangkat tubuhnya lalu menaruh hana di atas ranjang. Ketika ia memeluknya utara datang mengelus pipinya.
"Utara" membuka matanya lebar-lebar. "Ternyata hanya mimpi" utara bertanya-tanya.
"Mimpi yang indah atau buruk" sambil tidur menyamping menatap hana. "Mimpi buruk ya aku bertemu makhluk besar menyeramkan" ujarnya.