Mereka berdua berada di dalam kapal setelah menikmati keindahan di sisi pantai. "Kita akan kemana" ujar hana tersenyum sambil mengelus tangannya. Seperti ada yang tak beres dengan hatinya yang kacau ia sangat mencintai pria bermata cokelat ini padahal belum lama mengenalnya.
"Hallo" menoleh pada hana yang termenung menatap air laut yang bergelombang. Setelah itu mengangkat wajahnya. "Apakah kamu ingin menyelam ke dalam lautan ini. Ku rasa banyak mutiara yang indah di dasar laut" ujar samudra.
"Aku tak suka mutiara" sahutnya sambil mengusap kerang. "Kalau begitu keliling dasar laut saja bagaimana?? sekedar untuk melihat keindahan." Mengangguk lalu membuka mantel berwarna putih.
Mereka berenang lalu menyelam lautan yang nampak indah kebiruan, wajahnya semakin bersinar memancarkan aura kebahagiaan yang di rasakan sebelumnya saat bersama. Beberapa sata kemudian samudra memperhatikan tanda lahir berwarna cokelat di lehernya yang di miliki oleh hana.
Menarik bahu dengan lembut mendekatkan ke wajah saling menatap. "Katakan yang sebenarnya kamu isteriku" ia mengkerutkan kedua alisnya lalu mendorong samudra sejauh satu meter.
Hana berenang ke permukaan kerang yang ia genggam sepanjang perjalanan jatuh ke bawah dasar laut. "Jadi kamu sudah mempunyai isteri jadi selama ini berbohong padaku" teriak hana kepala terangkat di atas permukaan air.
Samudra yang baru saja berada di atas meraih tangannya. "Dengarkan aku. Wajahmu lekukan tubuh dan tanda lahir sama persis dengan isteriku yang bernama hana di culik oleh manusia setengah duyung yang pandai menyihir apapun sebagai pewaris ke.." lalu utara datang menghadangnya hingga terluka membalas dengan pukulan.
Hana yang menyaksikan perseteruan mereka langsung melompat ke kapal bersembunyi di dalam. Kemudian mengunci pintu berjalan perlahan lalu masuk ke dalam kamar.
"Apakah utara menyembunyikan identitasku" ia duduk di atas ranjang menutup ke dua matanya.
Brak...
Ponsel jatuh dari atas meja kapal terombang-ambing oleh air laut. Hana melihat keluar dari balik kaca jendela. Membalikkan tubuhnya membawa ponsel.
Beberapa saat kemudian air matanya mengalir cukup deras. Melihat sosok perempuan bermata cokelat menggunakan gaun berwarna putih foto bersama samudra di acara pernikahan. "Ini isterinya. Sangat mirip denganku"
Menyimpan kembali ponsel itu di atas ranjang menoleh ke depan laci terbuka dengan kunci yang masih menggantung.
Ia membawa buku kecil dengan perlahan membaca semua tulisan samudra hingga selesai. Dadanya seolah-olah sesak ia merasakan hal yang sama bahkan mimpi bersamanya. Malam itu perjalanan samudra dengan isterinya di tulis dari awal pertemuan hingga hilang entah di mana. Kemudian menulis tentang perempuan bermata biru yang sulit ia lupakan.
Hana yang kehilangan ingatan melemparkan semua barang yang ada di kamar. Lalu duduk meringis sedih sambil menoleh ke cermin yang berada di sebelah.
"Hana" teriak utara menggedor pintu sekali tendang pintu itupun hancur.
Setelah menghancurkan pintu ke dua menarik hana meninggalkan kapal namun ia berusaha melepas cengkraman tangan "Katakan yang sejujurnya siapa aku" ujar hana sambil menangis.