Suamiku Ikan Duyung

Akoyapearl
Chapter #38

Chapter 38

Alex melarikan diri karena kelalaian serga tak mengunci jeruji berlari mengejar hana ke kota lerven bersama utara. Untuk meghibur hatinya yang sedih.


Setelah beberapa bulan bersama dengan hana ia merasakan sesuatu yang berbeda dari hatinya namun ketika mengingat samudra, mengurungkan niat menikahi hana.


Utara akan mencari waktu yang tepat ketika ia siap menikahi hana. Safirapun mulai akrab mendekati alex hingga menerima kesalahan ayahnya alex yang di hukum.


Saat itu turun hujan gerimis setelah tiba di rumah utara yang megah, namun ketika menoleh ke atas loteng rumahnya. Seperti sosok samudra berdiri lalu hilang. Ia berfikir mungkin hanya fatamorgana saja.


Hana masih saja diam tanpa sepatah kata semenjak kehilangan samudra, karena ia tak pernah melukai hatinya sehingga benih-benih cinta itupun semakin bersinar.


Safira yang cantik jelita menikmati hari-harinya bersama serga seperti seorang paman dan keponakan. Hana masih saja termenung hanya mengangguk dan menggelengkan kepala.


Alex tiba di depan rumah utara mencari cara membawa hana dan safira pergi, namun saat hendak masuk ke dalam. Tubuhnya terbelah dua karena sinar infra merah yang terpasang di pintu masuk. Membuat semua orang panik ketika terdengar suara alarm.


Setelah kematian alex safira terlihat termenung seperti hana, ia merasa kehilangan. Namun semua kembali membaik setelah satu tahun berlalu. 


Hana mulai bisa di ajak berbicara dan tersenyum, bahkan bermain dengan safira. Terkadang utara menemani mereka pergi. Hubungan hana dan utara semakin dekat dan saling menyayangi.


Bahkan hana menerima lamaran ketika ia mengatakan yang sejujurnya apa yang di rasakan oleh utara. Pernikahanpun akan di persiapkan secepatnya.


Keesokan harinya hana berjalan ke pantai sekedar untuk menghibur diri sendiri, lalu berjalan perlahan mendekati perahu. Ia teringat saat mengetahui alex selingkuh lalu bersembunyi.


Ia masuk ke dalam kafe lalu duduk seorang diri, hanya beberapa orang saja yang menikmati minuman di sana. Sambil meneguk minuman hangat hana melihat ke arah lautan lalu bulan dan bintang. Anehnya, bulan bersinar agak kebiruan tak seperti biasanya.


Kemudian tiga bintang berkedip berubah warna. Ia tersenyum lalu melambaikan tangan pada bintang itu. "Aku di sini samudra, ya. Merindukanmu." Matanya berkaca-kaca menahan air mata.


Beberapa saat kemudian... 


Lampu kafe seketika mati semua gelap salah satu pengunjung kafe berteriak. "Apakah kalian membawa ponsel" ujarnya.


Lihat selengkapnya