Suara Dari Tribun

Setiawan Saputra
Chapter #1

Satu

Suasana kafe malam itu cukup ramai, dan sangat padat dipenuhi dengan orang – orang penggila bola. Ya, di dalam kafe itu, sedang mengadakan nonton bareng Liga Serie A antara AC Milan dan Lazio.

Mungkin bagi orang awam, suasana ini tentunya sangat mengganggu dan sangat berisik, akibat teriakan orang – orang histeris sedang nonton pertandingan sepak bola. Apa lagi pas tim yang mereka dukung berhasil menjebol gawang lawan, mungkin orang awam yang berada di kafe itu bisa semakin terusik.

Tapi tidak bagi Rio Ardianto, seorang mahasiswa jurnalistik yang sangat menggemari sepak bola. Ia adalah penggemar berat klub asal Italia, yaitu AC Milan. Setiap klub itu bertanding, ia selalu datang ke kafe bersama teman – temannya, untuk nonton AC Milan berlaga. Bahkan, dia mempunyai impian yang sangat besar, salah satunya adalah pergi ke Italia, menyaksikan AC Milan berlaga di San Siro Stadium.

“Mas, boleh gabung?”

Seorang pria memakai topi yang hampir menutup matanya, tiba – tiba berdiri di sebelah Rio. Rio langsung menatap pria yang berpakain serba hitam itu, mulai dari memakai sepatu hitam, celana hitam, jaket hoodie hitam, dan memakai topi berwarna hitam.

Rio sama sekali tidak mengenal siapa pria itu, karena matanya yang hampir tertutup oleh topi. Namun jika dilihat – lihat topi itu, terdapat ada logo Black Yellow Boys, kelompok suporter The Yellows, yang berada di tribun selatan belakang gawang.

“Oh, iya silakan, Mas.” Rio menggeser posisinya, membiarkan pria bertopi itu duduk di sebelahnya.

“Skornya berapa tadi, Mas?”

“Satu kosong, Mas. AC Milan unggul.”

“Ohh.”

Sedikit percakapan antara Rio dan pria bertopi itu, kemudian suasana menjadi hening. Rio dan pria bertopi itu tak saling bercakap setelahnya, hanya saja kedua iris mata Rio melirik seorang pria itu, ia masih penasaran siapa orang itu?

Rio dibuatnya semakin canggung, dengan pria bertopi yang tiba – tiba bergabung di kelompoknya, bagaimana tidak? Pria itu sangat asing bagi Rio, sementara Rio masih menatap pria bertopi itu dengan rasa penuh kecurigaan.

Fans Jaya FC ya, Mas?” Rio mulai bertanya.

“Iya, Mas.”

Rio masih menatap pria bertopi itu. Setelah meletakan Cappucino-nya, pria bertopi itu langsung menatap Rio yang sedari tadi terus memandanginya, dengan penuh penasaran becampur kecurigaan.

Fans Jaya FC juga?”

“Nggak, Mas, hehe,” jawab Rio sambil tekekeh. Sementara pria itu hanya mendeham, jika dilihat – lihat pria bertopi itu sangat dingin. Bahkan sedikit candaan Rio saja, tidak dianggap oleh pria itu.

“Nggak suka klub lokal ya, Mas?” tanya pria itu lagi.

Lihat selengkapnya