Suara Dari Tribun

Setiawan Saputra
Chapter #4

Empat

Malam itu seusai pertandingan Jaya FC, sebagian anggota BYB sedang berkumpul di sekertariat PT. Jaya Putra. Mereka berkumpul di sana, untuk mengumpulkan hasil donasi yang telah mereka lakukan di pertandingan sore tadi.

“Gimana, udah siap?” Adi memegang bahu Rio.

Rio menatap Adi, dan sesekali ia mengedarkan pandangannya, menatap beberapa temannya yang sangat berharap kepadanya. Apa lagi Gesya, yang selalu memberikan senyum penuh keyakinan untuknya.

Rio menghela napas pelan, ia harus berani menemui sang Manajemen demi klub kebanggaannya. Rio pun akhirnya memberanikan diri, untuk mulai melangkah masuk ke ruang manajemen.

***

Jhony Handoko sedang duduk di kursi depan meja kerjanya, tampak tangannya sedang sibuk menulis di beberapa berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya. “Permisi, Pak Jhony,” ucap Rio berdiri di depan meja kerja Jhony.

Jhony mengangkat muka, menatap Rio yang tengah berdiri di hadapannya, “Oh, Iya Mas.., silakan duduk,” kata Jhony mempersilakan, dengan tenangnya Rio pun duduk di depan meja kerjanya.

Jhony menghentikan pekerjaannya, menatap Rio, mencoba menangkap dan memahami maksud kehadiran Rio. “Ada perlu apa datang ke sini?”

Rio menghela napasnya, memcoba menenangkan dirinya. “Gini, Pak. Saya perwakilan dari The Yellows. Saya tahu, Jaya FC sedang mengalami masalah krisis finansial.” Jhony memandangi Rio, mendengarkan apa yang Rio bicarakan. “Maka dari itu, saya dan teman – teman bekerja keras untuk klub ini.”

Rio mengeluarkan amplop coklat di dalam tasnya, “Ini hasil dari kerja keras seluruh elemen suporter The Yellows, semoga bisa membantu masalah yang sedang dialami klub Jaya FC.” Rio menyerahkan amplop itu di hadapan Jhony.

Sang manajemen itu menerima amplop yang diberikan Rio, “Terima kasih, sudah meluangkan harta kalian demi klub ini. Saya sangat bangga mempunyai suporter seperti kalian.” katanya setelah menerima amplop itu. “Tapi, sepertinya ini masih kurang, tanggungan utang klub Jaya FC masih banyak. Selain gaji pemain, Jaya FC memiliki tanggungan denda yang belum terbayarkan.”

Ekspresi Rio langsung berubah, setelah mendengar apa yang dibicarakan oleh sang Manajemen itu. Mungkin ini masalah yang sangat berat bagi klub Jaya FC. Lantas bagaimana dengan hasil penjualan tiket di laga kandang, setiap kali ada pertandingan Staidon Sidjaya selalu penuh, dan tiket pun selalu habis. Terus ke mana larinya uang – uang itu? Itu yang sebenarnya Rio tanya – tanyakan, tapi Rio masih belum berani menanyakan soal itu pada Manajemen.

***

Rio masuk ke dalam kamar, dan langsung membantingkan tubuhnya ke tempat tidur. Kurang apa lagi? Apa yang harus Rio lakukan demi klub Jaya FC? Rio hanya seorang pendukung yang berada di tribun, kenapa Rio harus ikut pusing memikirkan klub itu?

Setelah berbaring sejenak, Rio langsung beranjak dari tempat tidurnya, menuju ke lemari pakaian dan mengambil toples bening yang bertuliskan ‘My Dream To Go San Siro Stadium’ Rio membuka toples itu, terdapat banyak sekali lembaran uang berwarna merah yang telah terkumpul di sana. Mungkin ini jalan satu – satunya.

Rio langsung meraih ponselnya dan membukanya, mencari kontak yang bernama ‘Mas Adi BYB’ Rio pun langsung segera menghubunginya. “Mas, aku sudah ada uangnya, mungkin sepertinya ini cukup.”

Lihat selengkapnya