Suara Dari Tribun

Setiawan Saputra
Chapter #8

Delapan

Waktu telah berlalu, kompetisi babak penyisihan kasta ke dua sebentar lagi akan berakhir. Sedangkan tim Jaya FC sampai saat ini masih kokoh di puncak klasemen Grup B, dengan memperoleh sepuluh kali kemenangan, tiga kali seri, dan tak pernah terkalahkan selama tiga belas kali pertandingan.

Hal ini karena jasa coach Baskara, yang telah meracik squad Jaya FC hingga bisa bermain menang di setiap pertandingan. Coach Baskara dinobatkan sebagai pelatih terhebat ke dua yang memegang tim Jaya FC, setelah Beni Agnibroto yang berhasil membawa klub Jaya FC menjadi tiga kali Juara Liga Utama, dan dua kali menjadi Runner Up Liga Champions.

Maka wajar, jika The Yellows merindukan sosok seperti Beni Agnibroto, dan mereka memberikan kepercayaan itu pada Coach Baskara untuk bisa mengulangi masa emasnya itu.

***

Rio telah sampai di rumah Gesya, ia sudah menjanjikan akan menjemput Gesya sebelum berangkat ke tempat perkumpulan kelompok BYB. Memang akhir – akhir ini Rio selalu mengantar dan menjemput Gesya, setiap ada acara perkumpulan dan pertandingan Jaya FC di stadion.

Hubungan mereka berdua semakin lama semakin dekat, tapi masih belum ada keberanian untuk mengungkapkan perasaannya masing – masing. Padahal mereka sudah merasa nyaman, apa lagi memiliki tim kebanggaan yang sama.

Rio duduk di kursi teras rumahnya, ia sedang menunggu kehadiran seorang Gesya. Tak lama Rio menanti, akhirnya seorang gadis yang Rio tunggu – tunggu keluar juga. Rio tercengang seketika melihat penampilan Gesya, sungguh menawan baginya. Padahal penampilan Gesya hanya sederhana, memakai celana jeans ketat, dan kaus hitam. Sesimpel itu, tapi menarik menurutnya.

“Cuma pake itu? Simpel banget,” cibir Rio mengomentari penampilan Gesya.

“Emang harus pake gaun? Kamu kira mau kondangan apa?” jawab Gesya santai.

“Ya, maksudnya kamu nggak make up dulu gitu, harus sesimpel itu penampilanmu?”

“Emang harus seribet itu, Rio? Make up dulu? Lama ah, kasihan kamunya nunggu lama. Yook, kita berangkat.”

Benar kan? Sesimpel itu penampilan Gesya, ia tidak ingin ribet make up, kecuali kalau ia datang ke acara yang sangat penting. Tapi memang karakter Gesya tidak merasa cocok kalau berpenampilan kecewek – cewekan.

***

Rio dan Gesya telah sampai di kafe milik Adi, tampak di dalam banyak sekali anggota – anggota BYB yang sudah berkumpul di sana. Rio dan Gesya pun segera masuk dan bergabung bersama mereka. Ya, hari ini mereka mengadakan forum bersama, untuk mempersiapkan sebuah aksi yang akan mereka pertunjukan di laga penutup Babak Penyisihan Grup.

“Oke teman – teman, untuk merayakan tim kebanggaan kita, yang telah berhasil memuncaki klasemen Grup B dan lolos ke Babak 16 Besar.” Adi mulai bersuara di tengah – tengah perkumpulan kelompok BYB. “Apakah ada dari kalian yang mempunyai ide, membuat suatu penghormatan untuk tim kebanggan kita,” kata Adi mempersilakan kepada para anggota BYB memberikan pendapatnya.

“Kita sudah lama tidak mempertunjukan aksi yang menakjubkan di tribun selatan, Mas. Apakah kau tidak rindu aksi itu. Saya rasa teman – teman juga merindukan aksi – aksi kita dulu.” kata Verga mengomentari pembicaraan Adi. Kemudian mereka pun saling berdiskusi, berdebat, dan saling melemparkan pendapat tentang melakukan aksi yang akan dilakukan oleh kelompok BYB nanti.

Salah satu sifat dari kelompok BYB, adalah tidak memiliki struktur organisasi, bahkan ketua pun mereka tidak punya, hanya Adi yang menjadi koordinir kelompok BYB. Tapi sejatinya, semua anggota memiliki hak yang sama, untuk mengambil sebuah keputusan dan melaksanakan kebijakan yang telah mereka sepakati.

Black Yellow Boys bukan hanya kelompok milik seseorang, yang dinobatkan menjadi pemimpin kelompok. Tapi, Black Yellow Boys adalah milik seluruh anggota. Mereka berdiri bukan untuk membesarkan nama kelompok BYB, namun mereka berdiri hanya untuk fokus mendukung Jaya FC.

Lihat selengkapnya